SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/Aids (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Solopos.com, KLATEN – Temuan kasus HIV/AIDS di Klaten pada kelompok homoseksual selama beberapa tahun terakhir dinilai cukup memprihatinkan. Hingga kini, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten mencatat ada 102 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) akibat perilaku homoseksual.

Berdasarkan data yang dihimpun KPA Klaten, ada 1.147 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) berdasarkan temuan kasus sejak 2007 hingga Oktober 2021. Dari jumlah itu, sebanyak 153 orang meninggal dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pegiat KPA Klaten, Amin Bagus Panuntun, mengatakan sejak 2017 ada tren peningkatan temuan kasus dari ibu rumah tangga serta kelompok homoseksual. Kasus yang dialami ibu rumah tangga rata-rata tertular dari pasangan mereka. “Biasanya si ibu tidak tahu,” kata Amin saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (1/12/2021).

Baca Juga: Duh, 1.826 Prajurit TNI Terinfeksi HIV/AIDS

Amin mengatakan salah satu temuan kasus yang cukup memprihatinkan yakni dari kelompok homoseksual yang beberapa tahun terakhir disebut-sebut terjadi ledakan kasus. Sebagian dari temuan kasus ODHA pada faktor risiko homoseksual itu dialami usia remaja termasuk usia pelajar dan mahasiswa.

“Memang ada yang usia 40 tahun ke atas. Tetapi, rata-rata kami lihat itu usia mereka masih muda-muda,” jelas dia. Mereka bisa terjerat masuk kelompok homoseksual dipengaruhi berbagai faktor. Namun, rata-rata mereka menjadi homoseksual lantaran pernah mengalami kekerasan seksual dari orang terdekat.

“Kalau dilihat, homoseksual itu sekali kena, memori mereka muncul dan menjadi kecanduan. Misalnya pernah mengalami kekerasan seksual [sesama jenis] dari orang terdekat ketika kecil. Memori itu akan muncul dan mengarah melakukan tindakan seperti itu,” kata Amin.

Baca Juga: Tren Temuan Kasus HIV/AIDS di Sragen Menurun, Tapi Jangan Senang Dulu

Amin mengatakan ODHA dari kelompok risiko homoseksual tersebut rentan terhadap penyakit kelamin. Dia mencontohkan seperti temuan kasus dari kelompok homoseksual pada 2015-2016 kini mulai drop gegara penyakit kelamin.

Atas kondisi tersebut, Amin mengimbau agar ada peningkatan kewaspadaan dari para orang tua terhadap anak mereka. “Kalau dulu hanya anak perempuan, kini anak laki-laki juga harus dipantau karena sekarang ledakan kasus dari homoseksual tinggi. Selanjutnya, kami berharap yang kira-kira berisiko segera melakukan tes HIV/AIDS. Satu lagi tentu selalu tingkatkan iman dan takwa serta menghindari kegiatan-kegiatan yang berisiko [tertular HIV/AIDS],” jelas dia.

Baca Juga: Tren Kasus HIV/AIDS Pada Ibu Hamil di Sragen Naik 4 Tahun Terakhir

Pegiat KPA lainnya, Fauzi Rifai, juga menjelaskan ledakan kasus ODHA dari kelompok homoseksual saat ini cukup tinggi. “Ini ditemukan pada usia remaja. Ada yang usia SMP dan SMA juga,” kata dia.

Fauzi mengatakan selama ini upaya untuk mencegah agar tak tertular HIV/AIDS terus dilakukan. Seperti sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS dan faktor risiko termasuk bahaya dari aktivitas perilaku penyimpangan seksual ke sekolah.

“Secara formal kami melalui sekolah. Sosialisasi kami lakukan dengan masuk dari kelas per kelas. Kami juga menitip pesan ke tokoh agama maupun tokoh masyarakat agar menekankan menjaga keharmonisan keluarga melalui komunikasi yang baik dalam keluarga. Terlebih selama masa pandemi seperti saat ini,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya