SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat memberikan keterangan kepada wartawan di Sekretariat Daerah Wonogiri, Jumat (24/9/2021). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI—Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, meminta pemerintah segera mengatasi masalah akibat pinjaman online (pinjol) yang kian meresahkan.

Jangan sampai ada lagi warga yang senasib dengan WI, perempuan 38 tahun asal Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang diduga gantung diri di rumahnya, Sabtu (2/10/2021), karena terlilit utang online.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati saat ditemui wartawan di Sekretariat Daerah (Setda) Wonogiri, Rabu (6/10/2021), menyampaikan masalah yang muncul akibat layanan pinjol sudah meresahkan. Kemudahan mengakses kredit yang ditawarkan layanan pinjol justru menjadi boomerang bagi debitur.

Baca Juga: 2 Kali Sehari, Operasi Yustisi Klaten Sasar Objek Wisata hingga Hotel

Alih-alih dapat mengatasi masalah ekonomi keluarga, kredit instan yang disalurkan justru menimbulkan masalah ekonomi dan sosial keluarga debitur yang lebih berat. Utang mereka semakin menumpuk. Mereka juga harus menanggung beban psikologi akibat data kredit mereka tersebar luas.

Lelaki yang akrab disapa Jekek itu menyebut sebagian masyarakat sudah memiliki beban ekonomi berat akibat pinjaman di bank plecit atau rentenir. Tanggungan utang online menambah berat beban mereka.

Bupati menilai masyarakat belum siap menghadapi gempuran layanan pinjol, karena belum teredukasi secara utuh. Sebaliknya, fenomena itu dipandangnya dapat memperparah pragmatisme masyarakat.

Baca Juga: Umbul Pengging Boyolali Dibuka Lagi, Kapasitas 25 Persen

“Pemerintah harusnya mengontrol dulu legalitas layanan pinjol. Masyarakat belum teredukasi secara utuh, tapi layanan pinjol sudah hadir di tengah masyarakat. Malah ada yang sudah mengantongi izin. Banyak juga yang ilegal. Di sisi lain masyarakat tidak bisa memilah mana layanan pinjol yang resmi mana yang ilegal,” kata Bupati.

Masalah ini, lanjut dia, harus mendapat perhatian pemerintah. Terlebih, layanan pinjol sudah menciptakan kegaduhan di daerah. Dia berharap pemerintah segera mengambil langkah strategis untuk memimalisasi masalah.

Jangan sampai masalah berkembang semakin meluas. Langkah cepat diperlukan lantaran kondisi sulit sebagai dampak pandemi Covid-19 sudah dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk kepentingan ekonomi.

Baca Juga: Ada Kembang Setaman di Perempatan Ngering Klaten, untuk Pesugihan?

Dalam kondisi seperti sekarang masyarakat pasti menyambutnya tawaran kredit yang mudah diakses dan proses cepat. Hal itu karena masyarakat memiliki kebutuhan yang perlu dipenuhi. Terlebih, masyarakat juga belum memahami sepenuhnya risiko yang terjadi.

“Saat ada kontraksi [ketegangan] ekonomi akibat pandemi Covid-19, kemudian muncul penawaran pinjaman yang prosesnya mudah dan cepat, pasti akan direspons masyarakat. Kasarnya, jika yang ditawarkan duit palsu saja direspons apalagi duit asli,” imbuh Bupati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya