SOLOPOS.COM - Nyamuk jenis Aedes Aegypti inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya lewat gigitan pada manusia. (JIBI/Solopos/Dok.)

Jumlah tersebut meningkat 25 kasus dari data pertengahan bulan ini karena puluhan rumah ditemukan positif jentik.
Harianjogja.com, SLEMAN- Kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga akhir Januari ini mencapai 29 kasus. Jumlah tersebut meningkat 25 kasus dari data pertengahan bulan ini karena puluhan rumah ditemukan positif jentik.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)Sleman Mafilindati Nuraini menjelaskan, hingga 27 Januari ini jumlah penderita DBD tercatat 29 kasus. Padahal, pada pertengahan Januari dilaporkan hanya terjadi empat kasus DBD di mana satu pasien meninggal. Selama 2015, ditemukan 520 kasus DBD di mana sembilan orang meninggal Dunia. “Kasus DBD ditemukan dibeberapa lokasi,” kata Mafilinda, Jumat (29/1/2016).
Berdasarkan cacatan Dinkes, 29 kasus DBD yang ditemukan meliputi Kecamatan Seyegan (6 kasus), Godean (4 kasus) Kalasan (5 kasus), Sleman (1 kasus), Ngaglik (1 kasus), Ngemplak (1 kasus), Mlati (2 kasus), Prambanan (2 kasus), dan Kecamatan Depok (7 kasus). “Untuk kasus penderita diare masih belum ada peningkatan signifikan,” kata dia.
Jentik Nyamuk
Untuk meminimalisasi kasus DBD, Tim Kelompok Kerja Operasaional DBD (Pokjanal DBD) mulai mengaktifkan gerakan Jumat bersih. Monitoring utama kegiatan difokuskan pada pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Tim Pokjanal I dan II yang beranggotakan Dinkes, TNI/POLRI, serta camat, kades dan warga memantau jentik berkala.
Kelompok I memonitor di Padukuhan Ngemplak Caban, Tridadi, Sleman. Mereka memantau langsung pekarangan, bak mandi, tempat penampungan air, disspenser dan sangkar burung di 114 rumah. Di lokasi tersebut, ditemukan 18 rumah yang positif memiliki jentik. “Angka bebas jentik baru mencapai 84 persen, jadi masih dibawah angka bebas jentik yang diidealkan 95 persen,” kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, Novita Krisnaeni.
Sementara, kelompok II memantau wilayah Juwangan, Purwomartani, Kalasan. Dari 196 rumah ditemukan 39 positif jentik. Di wilayah tersebut masih sering ditemukan penderita DBD karena angka bebas jentiknya baru mencapai 80,1% atau jauh di bawah standar 95%. “Masyarakat pun diminta meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk setiap lima hari sekali,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya