SOLOPOS.COM - Salah satu ruangan Pusat Karantina dan Perawatan COVID-19 Risiko Rendah di Malaysia Agro Exposition Park Serdang (MAEPS) di Serdang, Selangor, Malaysia, Jumat (3/4/2020). Fasilitas tersebut digunakan untuk menampung sekitar 600 pasien COVID-19 "berisiko rendah", yang dinyatakan positif COVID-19 tetapi tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. (Antara)

Solopos.com, SLEMAN - Penambahan klaster dan kasus baru pasien terkonfirmasi Covid-19 di Sleman terus bertambah. Kondisi ini mendorong Pemkab mengeluarkan Instruksi Pembuatan Shelter di tingkat kalurahan.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Instruksi Bupati No.14/INSTR/2021 yang ditandatangani Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo sejak Jumat (11/6). Dasarnya adalah akibat masih tingginya kasus pasien terkonfirmasi positif dan terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19 sejak awal Juni lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Kondisi ini membutuhkan perhatian karena terbatasnya shelter atau fasilitas kesehatan darurat Covid-19 di tingkat kabupaten. Maka kami meminta panewu dan lurah menyiapkan shelter di masing-masing kalurahan," kata Kustini, Jumat (11/6).

Baca juga: Karyawan Terpapar Covid-19, Superindo Seturan Sleman Ditutup Sementara

Shelter di tingkat kalurahan ini, kata Kustini, berfungsi sebagai fasilitas isolasi dan karantina bagi warga yang terkonfirmasi positif. Dia menyebut, ketersediaan shelter ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Keberadaan shelter bagian yang tak terpisahkan dengan keberadaan Posko Penanganan Covid-19 di tingkat kalurahan," katanya.

Pemkab meminta panewu di masing-masing kapanewon untuk mengoordinasi dan memantau penyediaan shelter di masing-masing kalurahan. Pengelolaan shelter ini, lanjut Kustini, dalam pelaksanaannya akan dibantu oleh para pamong, tokoh masyarakat dan warga lainnya.

"Untuk biaya operasionalnya nanti dibebankan ke APB Kelurahan. Namun tidak menutup kemungkinan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam operasional shelter ini," katanya.

Baca juga: International Mask Festival 2021: Kraton Jogja Sajikan Karya Tergres

Bergejala Ringan

Juru Bicara Satgas Covid-19 Sleman Shavitri Nurmala Dewi menambahkan shelter di tingkat kalurahan hanya untuk pasien terkonfirmasi Covid-19 bergejala ringan (asimtomatik). Warga boleh menjalani isolasi mandiri di rumah jika bergela ringan dan di rumah tersebut memiliki fasilitas yang memadai untuk isolasi mandiri.

"Misalnya, ada kamar mandi tersendiri yang tidak digunakan oleh keluarga lain yang tidak terpapar Covid-19. Isolasi mandiri di rumah juga wajib mendapatkan izin dari Ketua RT/RW dan disiplin menerapkan protokol kesehatan," katanya.

Baca juga: Sst... Ada Prostitusi Terselubung di Massage dan Spa Sleman

Keberadaan shelter di tingkat kabupaten baik di Asrama Haji maupun Rusunawa Gemawang, kata Evie, dapat digunakan jika shelter di kalurahan tidak mampu menampung pasien yang harus menjalani isolasi. "Kalau yang bergejala sedang sampai berat nanti diisolasi dan ditangani di rumah sakit," katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan meningkatnya kasus baru Covid-19 di Sleman mulai berdampak pada tingkat keterisian bed di rumah-rumah sakit rujukan Covid-19. Berdasarkan data per 10 Juni, tingkat keterisian bed kritikal dari ketersediaan 56 bed digunakan sebanyak 41 bed.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya