SOLOPOS.COM - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, berkunjung ke RSUD dr. Soedono Madiun, Rabu (30/6/2021). (Istimewa/Pemprov Jatim)

Solopos.com, MADIUN — Lima daerah di wilayah Madiun Raya menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur. Menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di daerah tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Bahkan ada daerah yang dinyatakan masuk zona merah. Pada pekan lalu ada Kabupaten Ngawi yang menjadi zona merah, dan saat ini sudah berubah menjadi zona oranye. Namun, pada pekan ini justru Kota Madiun masuk menjadi zona merah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, mengatakan melonjaknya kasus Covid-19 beberapa hari terakhir di wilayah Mataraman menjadi perhatian serius Pemprov Jatim. Terutama di Kabupaten Ngawi yang sempat berstatus zona merah dan Kota Madiun yang saat ini masuk dalam zona merah.

“Alhamdulillah, sekarang Ngawi sudah keluar dari zona merah,” kata Emil saat mengikuti Rakor Penanganan Covid-19 di RSUD dr. Soedono Madiun, Rabu (30/6/2021) sore.

Baca juga: Korem 081 Dhirotsaha Jaya Targetkan 100.000 Vaksin Covid-19

Melihat kondisi tersebut, Emil datang ke Madiun untuk memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan dan layanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu, dia juga memastikan bahwa dokter dan tenaga kesehatan benar-benar memiliki ketersediaan alat pelindung diri yang cukup dalam penanganan kasus Covid-19.

Dia memastikan semua insan dan faskes milik Pemprov Jatim dapat berjalan dengan baik dan lancar. Terutama mampu menjadi penyangga ketersediaan faskes di daerah.

“Kami ke sini sebenarnya tujuannya satu bahwa insan-insan pemprov menjadi penyangga. Untuk membackup ketersediaan fasilitas kesehatan penanganan kasus Covid-19 yang ada di masing-masing kabupaten/kota. Terutama di wilayah Madiun Raya, Magetan, Ponorogo, Madiun, dan Ngawi,” ujar Emil.

Baca juga: BOR RS Rujukan Covid-19 di Jatim Wilayah Barat Diklaim Aman

Penanganan Pasien Kasus Covid-19

Wagub menginginkan supaya RS yang ada di daerah juga ikut menjadi penyangga di wilayahnya masing-masing dalam penanganan kasus Covid-19. Apalagi, RS Lapangan Joglo dungus juga menerima sejumlah pasien rujukan dari Kota Mojokerto dan Kabupaten Lamongan. Sedangkan RSUD dr. Soedono Madiun mengalami overload pasien. Di sisi lain, RSUD Dolopo Madiun tingkat keterisiannya masih tinggi.

“Ternyata kita lihat bed occupancy ratio [BOR] di beberapa rumah sakit yang justru beroperasi di tingkat kabupaten/kota ini masih ada ruang. Nah, ini kita harus jaga, harus ada penyangga di wilayahnya sendiri-sendiri, kita maksimalkan,” kata dia.

Emil berharap ketersediaan ruang maupun tempat tidur di rumah sakit tingkat kabupaten/kota dapat mendukung sistem triase menjadi lebih optimal dan maksimal. Yakni sistem yang menentukan prioritas pasien kasus Covid-19 dengan mengutamakan perolehan penanganan medis terlebih dahulu di instalasi gawat darurat (IGD). Yaitu berdasarkan tingkat keparahan kondisi.

“Artinya, relaksasi kita harus menyediakan spare untuk yang benar-benar kondisinya berat,” ujar dia.

Baca juga: Kasus Positif Tinggi, Kota Madiun Zona Merah Covid-19

Emil menuturkan rumah sakit penyangga dapat melakukan relaksasi. Sehingga, transfer pasien sangat dimungkinkan terjadi dengan melihat tingkat kondisi yang dialami pasien. Sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan angka mortalitas akibat kasus Covid-19.

“Karena di sini kan tadi merawat yang medium ke yang bergejala tinggi atau bergejala berat. Nah ini yang kita sampaikan. Bahwa kita ingin memastikan sistem triase ini bisa berjalan optimal, dan rujukan wilayah ini jadi penting,” jelas Emil.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya