SOLOPOS.COM - Pesantren Covid-19 Shelter MCCC Umku. (Suaramuhammadiyah.id)

Solopos.com, JOGJA – Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja akan menambah shelter untuk pasien Covid-19 dengan manfaatkan gedung Sekolah Dasar (SD). Menurut Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Jogja, Heroe Poerwadi, proses pemanfaatan gedung SD masih dalam pendataan.

Selain pendataan SD, pendataan juga terkait kampung-kampung yang membutuhkan tempat untuk isolasi warganya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari banyaknya gedung SD negeri di Kota Jogja, pasti ada gedung yang layak untuk dijadikan shelter. Heroe menganggap gedung-gedung SD di wilayah efektif dalam memenuhi kebutuhan isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan dan sedang. Hal ini guna membantu pasien yang rumahnya tidak memenuhi syarat untuk karantina mandiri.

Baca juga: Pegawai Rutan Jogja Gagalkan Penyelundupan 20 Butir Pil Koplo

“Kalau ada warga positif Covid-19 yang rumahnya tidak bisa untuk isolasi mandiri, akan kami bawa ke SD yang dijadikan shelter. Artinya dalam satu keluarga itu, yang positif Covid-19 dan yang negatif dipisahkan. Tidak tinggal dalam satu rumah,” kata Heroe saat pantauan PPKM Darurat di kawasan Malioboro, Sabtu malam (10/7).

Selain itu, Pemkot Jogja juga akan meresmikan shelter di Rusunawa Gemawang dalam waktu dekat. Shelter yang nantinya bisa menampung 34 pasien ini menjadi pendukung Shelter Bener. Saat ini tingkat keterisian Sheler Bener cukup tinggi.

“Kemungkinan Selasa (13/7) depan kami akan buka shelter baru di Rusunawa Gemawang, untuk menampung warga yang positif Covid-19 bergejala ringan dan sedang,” kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Jogja. “Sarana dan prasarana penunjang sudah siap digunakan. Kamar-kamarnya sejauh ini sudah siap ditempati, tempat tidur, kasur, bantal sudah tersedia.”

Baca juga: 3.940 Personel PLN Jaga Keandalan Listrik Rumah Sakit di Jateng DIY

Shelter Pasien Covid-19

Saat kasus Covid-19 di Jogja masih fluktuatif dan cenderung tinggi. Keadaan saat ini tidak serta merta cerminan berhasil tidaknya PPKM Darurat. Kasus hari-hari ini merupakan dampak dari satu atau dua pekan sebelumnya. Sementara hasil dari PPKM Darurat baru bisa dilihat sekitar 17 Juli 2021.

“Lonjakan [kasus] itu sebarannya dari mana saja. Sekarang sudah tidak bisa kami identifikasi ini tracing atau klaster dari mana, sudah tidak bisa lagi. Karena sebarannya yang memang sudah kemana-mana,” kata Heroe.

Bagi kelurahan yang tidak memiliki gedung SD negeri, maka bisa memanfaatkan gedung lain untuk shelter bagi pasien Covid-19. Kelurahan Suryatmajan salah satunya. Lantaran tidak ada gedung SD di wilayahnya, maka rencana penambahan shelter menggunakan Gedung Pertemuan Kampung.

Baca juga: Sedih, Warga Ditemukan Meninggal Saat Isolasi Mandiri di Ruko

“Di Suryatmajan engga ada gedung SD. Di Suryatmajan kemarin rencana Gedung Pertemuan Kampung ada yang disiapkan. Namun Alhamdulillah masih terkendali jadi tidak digunakan,” kata Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara, saat dihubungi secara daring, Senin (12/7/2021).

“Shelter untuk pasien Covid-19 yang tidak bergejala, yang di wilayah. Kalau yang bergejala dibawa ke rumah sakit,” imbuhnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya