SOLOPOS.COM - Suasana Pasar Bahulak yang dikelola BUM Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Foto diambil Jumat (1/1/2021). (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN -- Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dispora) Sragen menutup Pasar Bahulak hingga waktu yang tidak bisa ditentukan, menyusul makin tingginya kasus positif Covid-19 di Bumi Sukowati.

Diketahui, Pasar Bahulak yang berlokasi di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh, Sragen, belakangan menjadi magnet warga. Pasar yang dibuka setiap Minggu pagi itu selalu ramai dikunjungi oleh warga.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam satu perhelatan, pengunjung Pasar Bahulak bisa mencapai 2.500 orang. Mereka datang silih berganti mulai pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB.

Baca juga: Waduh, Grup Kumpulan Wong Sragen KWS Tiba-Tiba Hilang dari Facebook

Lantaran dianggap tidak sejalan dengan salah satu protokol kesehatan dalam rangka mencegah penularan Covid-19, Pasar Bahulak akhirnya ditutup. Penutupan Pasar Bahulak dilaksanakan sesuai instruksi Bupati Sragen terkait pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro pada 15 Juni lalu.

"Penutupan Pasar Bahulak sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan," terang Kasi Promosi dan Atraksi Wisata, Dispora Sragen, Tangguh Mursita Aji, kepada Solopos.com, Selasa (29/6/2021).

Aneka Kuliner Tradisional

Saat ini, terdapat 74 pedagang yang turut memeriahkan Pasar Bahulak. Mereka menjajakan aneka kuliner tradisional. Sekali dibuka, perputaran uang di Pasar Bahulak bisa mencapai Rp65 juta.

"Setiap kali dibuka, Pasar Bahulak melibatkan sekitar 300 orang yang meliputi pekerja seni, pelapak atau pedagang kuliner, panitia, serta pengelola parkir," terang Aji.

Baca juga: Sedih... Suami di Sragen Selesai Dikubur, Istri Menyusul Meninggal Positif Covid-19

Pasar Bahulak berlokasi di tanah kas desa seluas sekitar 4 hektare yang sebelumnya tidak terawat di Dukuh Sawahan. Pasar yang khusus menjajakan aneka kuliner atau jajanan tradisional itu pada awalnya digelar setiap selapanan atau 35 hari sekali.

Tingginya antusias warga terhadap pasar ini membuat Pemdes Karungan membuka Pasar Bahulak sekali dalam dua pekan, tepatnya pada Minggu pagi.

Sebagai upaya untuk membentengi para pedagang dan pengunjung dari penuralaran virus corona, protokol kesehatan diberlakukan di pasar ini. Sejumlah wastafel berjajar di depan gapura masuk Pasar Bahulak. Beberapa botol hand sanitizer terpasang di pintu masuk.

Dalam rangka menjaga jarak dengan pembeli, semua lapak pedagang dipasangi plastik warna transparan. Demikian pula pada lapak untuk menukarkan uang dengan koin sebagai alat transaksi juga dipasangi plastik transparan.

Baca juga: Ribuan Limbah Kelapa Sepanjang 500 Meter Numpuk Bertahun-Tahun di Dekat TPS Nglorog Sragen

Tanpa mengenakan masker, pengunjung tidak boleh masuk ke Pasar Bahulak demi mencegah potensi penularan Covid-19.

Beberapa kuliner tradisional yang bisa dinikmati di Pasar Bahulak antara lain sega ketingan, sega loyang, wedang gemblung, pecel gendar, plencing, dan lain-lain.

Namun, kuliner yang cukup digemari di Pasar Bahulak adalah wedang gemblung. Wedang gemblung itu terbuat dari ramuan susu, jahe, lombok. Sementara sega ketingan itu isinya nasi, gudangan, gereh bakar, dan irisan telur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya