SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat diwawancara wartawan di Polres Boyolali, Rabu (26/10/2022). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Kasus Covid-19 di Boyolali terus menunjukkan tren kenaikan sejak akhir Oktober 2022.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali terus mengimbau masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes) karena pandemi Covid-19 belum dinyatakan berakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengatakan tercatat kenaikan kasus Covid-19 dimulai sejak Jumat (28/10/2022).

“Dari mulai 28 Oktober, kami mulai ada penambahan kasus entah itu satu, dua, dan berapa. Sampai pada Selasa [8/11/2022], kami juga ada tambahan empat kasus,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com di ruangannya, Rabu (9/11/2022) siang.

Puji menjelaskan penambahan kasus yang rutin ada setiap hari ada di Kecamatan Sawit dan Ngemplak.

Baca Juga: Sambut HKN, Pemkab Boyolali Gelar Aksi Bergizi dan Senam Sehat

Ia beralasan dua warga dari kecamatan tersebut mempunyai mobilitas tinggi karena dekat dengan pusat kota daerah lain.

Walaupun kasus Covid-19 di Boyolali mengalami tren kenaikan, namun Puji mengatakan semua kasus memiliki gejala ringan.

Kebanyakan kasus Covid-19 ditemukan saat screening masuk rumah sakit. Selain itu, penemuan kasus juga karena riwayat tracing keluarga.

“Yang tracing keluarga itu pun tidak semua hasilnya positif. Ada juga yang sakit batuk dan panas tidak sembuh-sembuh, diperiksa dan di-screening ketahuan positif terus mondok. Tapi sebagian besar karena mau operasi,” jelas dia.

Lebih lanjut, Puji memperkirakan tren kenaikan kasus Covid-19 masih terus akan berlanjut dan puncaknya akan terjadi pada Desember 2022 atau Januari 2023.

Baca Juga: Terjadi Peningkatan Kasus Covid-19 di Sragen, Warga Diimbau Waspada

Prediksi Puji tersebut berdasarkan puncak musim penghujan yang terjadi pada dua bulan tersebut dan memungkinkan masyarakat yang memiliki imunitas rendah akan mudah terserang penyakit.

“Otomatis kalau imunitas rendah itu enggak hanya Covid-19, semua penyakit gampang masuk,” ujarnya.

Lebih lanjut, Puji menginformasikan Covid-19 varian XBB belum ditemukan di Boyolali. Hal tersebut karena pengecekan varian XBB harus melalui tes pengurutan genom yang memakan waktu.

“[Untuk tes] varian itu kami harus sampai genom. Kalau sampai genom nunggu pasien selak pasien e do mari [keburu pasien sembuh],” jelas Puji.

Walaupun begitu, Puji menyampaikan kasus Covid-19 yang muncul terlepas dari variannya, akan diberikan pencegahan dan penanganan yang sama.

Baca Juga: Covid-19 Varian Baru XBB Ditemukan di Jateng, Ini Sebarannya

“Jadi kepada masyarakat imbauannya untuk tetap prokes dan pandemi Covid-19 belum berakhir. Kemarin sempat ada kelonggaran-kelonggaran yang membuat kita lupa. Dan kita masih di PPKM level I, artinya tetap prokes, jaga imun, jaga kondisi, gunakan masker dan cuci tangan dengan sabun,” ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data di laman https://dinkes.boyolali.go.id/covid19 disebutkan per Rabu pukul 14.17 WIB terdapat lima tambahan kasus. Sehingga total ada 14 kasus Covid-19 di Boyolali dengan perincian delapan dirawat dan enam isolasi mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya