SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Solo masih Level 4 kendati jumlah kasus positif corona sudah turun drastis.

Berdasarkan catatan Pemkot Solo, kasus maupun tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) isolasi 16 rumah sakit (RS) rujukan pasien positif corona terus menurun.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, mengatakan Solo menjadi bagian dari aglomerasi Soloraya sehingga statusnya juga ditentukan kondisi daerah sekitarnya.

Baca Juga: Tikus Pithi Hanata Baris Pasang Baliho Tuntas Subagyo hingga ke Papua, Mau Ikut Pilpres 2024?

Ekspedisi Mudik 2024

“Ada tiga kabupaten, yakni Sragen, Klaten, dan Boyolali yang kasusnya masih tinggi. Kalau tiga itu sudah normal turun sampai di bawah 1.000 kasus, saya kira pada pekan depan kita sudah di Level 3. Sudah bisa pelonggaran. Wonogiri biar pun tinggi enggak masuk di klaster itu. Tiga itu saja,” katanya kepada wartawan, Kamis (19/8/2021) siang.

Untuk keluar dari level 4, Pemkot Solo dan pemerintah daerah sekitar harus bekerja sama menurunkan jumlah kasus positif corona. Butuh kerja sama semua pihak dan saling membantu.

Karena itu pula, Pemkot Solo menghibahkan sebagian donasi konsentrator oksigen ke kabupaten sekitar. Bantuan lain juga bakal dibagikan apabila kebutuhan Solo sudah terpenuhi.

Baca Juga: Gaya Jalannya Cepat, Gibran Wali Kota Solo Dinilai Punya Kepribadian Seperti Ini

Wawali sempat bakal melonggarkan sejumlah aturan pada awal pekan lalu, namun dibatalkan mengingat Instruksi Menteri masih menetapkan Solo di PPKM Level 4 meski jumlah kasus corona turun.

Ketimpangan Data Pusat dan Daerah

Saat ini, Pemkot fokus menyamakan data dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan pusat mengingat ketimpangan yang tinggi. Data juga berpengaruh terhadap penetapan kategori PPKM.

“Informasinya bakal diselesaikan dalam dua hari ini, sehingga kami bakal menyinkronkan data,” ucapnya. Data Pemkot sebelumnya sudah melalui verifikasi lapangan sehingga ia yakin data daerah yang mendekati benar.

Baca Juga: PPKM Level 4 Kota Solo: Makan di Warung Boleh sampai 30 Menit, Kecuali…

“Data di daerah real time. Kami juga tidak tahu kenapa harus dimasukkan. Kalau nanti pusat salah baca, kami masih dianggap tinggi. Kemungkinan pelonggaran lagi akan sulit. Makanya harus ada sinkronisasi,” imbuh Teguh.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, membenarkan hal itu. Level PPKM ditetapkan berdasarkan situasi kawasan aglomerasi, yakni bukan hanya Kota Solo, melainkan seluruh wilayah di Soloraya.

“Hitungannya [kawasan] Soloraya, kalau Solo sudah sangat baik sekali. Ada tiga daerah yang masih tinggi. Mungkin pekan depan turun level,” katanya.

Baca Juga: Viral Video Perkelahian 2 Pemuda di Jl dr Radjiman Solo, Ternyata Ini Pelakunya

Gibran menyebut pemerintah pusat mengapresiasi kepatuhan warga menerapkan protokol kesehatan. Hal itu juga termasuk vaksinasi dan contact tracing.

“Dari Pak Menko [Luhut B Pandjaitan] dan Menkes, kami di Soloraya paling patuh, angka kepatuhan paling tinggi, pakai masker. Angka kepatuhan, vaksinasi, tracing, semua paling tinggi, paling baik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya