SOLOPOS.COM - Ketua Baznas Jateng, KH Ahmad Daroji (kiri) dan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat diwawancari wartawan saat penyerahan bantuan 60 ton oksigen di Kantor Pemprov Jateng. (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, membantah kasus Corona di Jateng menjadi yang tertinggi secara nasional.

Berdasarkan data yang dilaporkan Satgas Covid-19 nasional, 1 Agustus 2021, Jateng mengalami penambahan tertinggi secara nasional, dengan jumlah kasus mencapai 4.234.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pun demikian, dengan penambahan kasus kematian pada hari itu. Jateng menjadi yang tertinggi dengan kasus kematian akibat infeksi virus corona yang mencapai 345 jiwa, mengungguli Jawa Timur (Jatim) di urutan kedua dengan jumlah kasus 330 jiwa.

Baca juga: PPKM Level 4 di Sragen Kemungkinan Diperpanjang 1 Pekan, Tapi…

Namun, Ganjar membantah laporan itu. Ia menilai tingginya kasus Covid-19 dikarenakan adanya data delay, atau tertunda dilaporkan.

“Data menjadi perbincangan. Jateng tertinggi, wah ramai sekali. Saya bilang, enggak apa-apa, wong itu ada data delay. Ada data yang di-inject ke sana,” terang Ganjar seusai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (2/8/2021).

Ganjar menambahkan banyak data kasus Corona dari Jateng yang belum dilaporkan ke pusat. Praktis, data ini pun disertakan bersama data terbaru.

“Maka data yang ada di Jateng [corona.jatengprov.go.id] lebih tinggi dari data pusat [Satgas Covid-19]. Yang terjadi, setelah data itu diklarifikasi, biasanya dari pusat dimasukkan. Itulah yang kita sebut data inject. Jadi disuntikkan [ditambahkan] karena dulu belum [terdata]. Itu yang terjadi, sehingga kadang-kadang datanya seperti itu [tinggi],” dalih Ganjar.

Baca juga: Gibran Potong Tunjangan PNS Solo untuk Penanganan Corona

Tren Turun

Ganjar menyatakan berdasarkan data yang diterima, tren kasus Covid-19 di Jateng justu mengalami penurunan. Bahkan, ia mengklaim jika kondisi Jateng saat ini sudah mulai membaik.

“Saya senang dapat laporan tenda-tenda di rumah sakit sudah di bongkar. Hari ini tenda di rumah sakit Tugurejo sudah dibongkar. BOR [bed occupancy rate] juga sudah aman. Tapi, saya katakan jangan lengah dan tetap disiplin tinggi,” kata Ganjar.

Baca juga: Hmmm…. Penyekatan Jalan di Boyolali Dilanjutkan atau Enggak Ya? Ini Kata Kapolres

Sementara itu, Penjabat (Pj.) Sekda Jateng, Prasetyo Aribowo, menyebutkan terjadi case positifity rate di Jateng tiap pekannya. Pada pekan ke-29, case positivity rate Jateng mencapai 38,18%. Sedangkan pada pekan ke-30, turun menjadi 31,15%.

“Untuk BOR juga mengalami penurunan. BOR ICU saat ini sebesar 70,42%, turun dari pekan lalu yang mencapai 76,02%. Sedangkan BOR isolasi dari 66,89%, turun menjadi 54,67%,” ujar Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya