SOLOPOS.COM - Nyamuk Aedes Aegypti jenis inilah yang menyebarkan penyakit chikungunya lewat gigitan pada manusia (Ilustrasi/JIBI/Dok)

Solopos.com, KARANGANYAR – Kasus chikungunya di Kabupaten Karanganyar bertambah 34 dalam kurun waktu dua pekan terhitung Kamis (25/2/2021) hingga Rabu (10/3/2021). Sampai saat ini Kecamatan Tasikmadu menjadi wilayah paling banyak memiliki kasus tersebut.

Setelah itu, belum ada penambahan kasus hingga Senin (22/3/2021). Dinkes mencatat kasus chikungunya sejak awal Januari2021 hingga Senin ini terdapat 58 kasus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Bus Terobos Lampu Merah lalu Tabrak Motor di Perempatan Kebakkramat, Warga Sragen Meninggal

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Karanganyar, Warsito menyampaikan 58 kasus itu terjadi di tiga kecamatan. Dua di antaranya di Kecamatan Tasikmadu dan Kebakkramat.

"Sampai hari ini total [kasus chikungunya] 58 kasus. Itu menyebar di tiga kecamatan. Tertinggi di Kecamatan Tasikmadu 44 kasus dan Kebakkramat empat kasus." kata Warsito saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Pada bulan ini, lanjut Warsito, terjadi peningkatan kasus chikungunya di Dusun Suruhwangan, Desa Pandeyan, Kecamatan Tasikmadu, Karanganyar. Warsito menyebut terjadi 34 kasus di lokasi itu.

"Bulan ini terjadi peningkatan kasus di Dusun Suruhwangan. Sebanyak 34 kasus. Itu terjadi mulai 25 Februari hingga 10 Maret. Angka bebas jentik [ABJ] 65%," tutur dia.

Baca juga: 2 Ruas Jalan Klaten Dibangun Tahun Ini, Dananya Rp21 Miliar

Warsito menjelaskan lokasi tersebut sudah mendapatkan pengasapan atau fogging. Selain itu, warga di lingkungan itu didorong untuk lebih meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.

"Sampai saat ini belum ada laporan penambahan kasus baru. ABJ 65% itu terhitung rendah. Seharusnya lebih dari 95%. Dugaan kami di lokasi itu kurang optimal gerakan PSN-nya," ungkap dia.

Baca juga: Waduk Cengklik Park Boyolali Dibuka, Ada Kampung Sakura di Dalamnya 

Chikungunya disebabkan infeksi virus yang ditularkan lewat nyamuk aedes aegypti. Persebarannya lebih cepat apabila dibandingkan kasus lain yang disebabkan nyamuk. Dia membandingkan persebaran kasus chikungunya dengan demam berdarah dengue (DBD). Penderita chikungunya akan mengalami gejala demam, nyeri otot dan sendi, pusing, bahkan muncul ruam di tubuh.

"Chikungunya penyakit yang tidak menimbulkan kematian. Bisa sembuh sendiri."

Di sisi lain, Tim SAR Kabupaten Karanganyar juga melaksanakan pengasapan di wilayah perkantoran dan salah satu rumah warga.

"Kegiatan itu sudah beberapa hari lalu. Dua kali di kantor, gudang, dan rumah anggota Tim SAR Karanganyar. Infonya banyak nyamuk. Tetapi memang tidak berkaitan dengan chikungunya maupun demam berdarah. Kami koordinasi dengan Dinkes dan diizinkan," ujar Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya