SOLOPOS.COM - Bullying - ilustrasi (guardianlv.com)

Bullying - ilustrasi (guardianlv.com)

Bullying – ilustrasi (guardianlv.com)

Solopos.com, JAKARTA – Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menilai kasus video kekerasan siswa SD di Bukittinggi, Sumatera Barat mencerminkan rendahnya pendidikan karakter dan budi pekerti yang diperoleh anak-anak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Anak-anak hanya dipaksa menelan praktek pengajaran yang melelahkan, dipaksa menguasai pelajaran secara kognitif,” kata Koordinator Nasional JPPI Abdul Waidl. Menurut Abdul Waidl, anak-anak tidak diberi suguhan materi akhlaq dan karakter yang melibatkan rasa dan hati. “Hal tersebut disebabkan oleh tekanan keharusan lulus secara formal yang menambah depresi tak tertahankan akan dialami oleh anak-anak,” kata Abdul.

JPPI menyerukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) agar memperhatikan ranah batin para siswa, bukan semata tekanan-tekanan lahiriah yang mengagungkan standar-standar hasil ujian yang semu. “Juga kepada seluruh kepala sekolah dan guru agar mendidik anak dengan baik dan tidak lalai melakukan pengawasan terhadap anak-anak,” kata Abdul.

Sikap JPPI tersebut merupakan tanggapan atas video kekerasan yang melibatkan anak-anak Sekolah Dasar (SD) di Bukittinggi, Sumatera Barat. Video tersebut sempat diunggah ke internet pada pertengahan September 2014 dan memunculkan perbincangan terutama di kalangan pegiat perlindungan anak di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya