SOLOPOS.COM - Putri bungsi Akidi Tio, Heriyanti, dijemput petugas Polda Sumsel, Senin (2/8/2021). (youtube)

Solopos.com, PALEMBANG–Tiba-tiba saja kata prank menjadi trending di Twitter.

Prank atau lelucon ini dicuitkan lebih dari 50.000 kali sejak terkuaknya kasus dugaan penipuan bantuan dari Heriyanti sebesar Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dana bantuan itu disebut-sebut berasal dari seorang pengusaha asal Aceh yang low profile bernama Akidi Tio di Sumatra Selatan.

Ternyata sampai saat ini dana bantuan tersebut tidak kuncung cair. Kasus ini sekarang sudah ditangani aparat Polda Sumsel.

Kasus sumbangan Rp 2 triliun dari anak Akidi Tio ini tentu saja menggegerkan satu negara.

Kasus prank ini mengingatkan pada kasus-kasus penipuan yang menggegerkan negara ini dan melibatkan elite-elite negara.

Sebenarnya bukan cuma kali ini saja para elite tertipu. Setidaknya ada tiga kasus besar penipuan yang menimpa pejabat Negara. Apa saja? Inilah rangkuman suara.com:

1. Blue Energi masa Pemerintahan Presiden SBY

Seorang pria asal Nganjuk Jawa Timur Joko Supratpto, mengumumkan penemuan bahan bakar blue energy yang terbuat dari air pada 2007 di masa pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Temuan Joko itu seolah menjadi oase sebab tepat saat harga BBM sedang naik tinggi-tingginya.

Diundang SBY

Presiden SBY waktu itu sempat mengundang Joko ke kediamanannya di Puri Cikeas untuk menjelaskan blue energy.

Bahkan sebuah tim yang dipimpin Heru Lelono, selaku staf Khusus Presiden SBY menindaklanjuti dengan membangun infrastruktur produksi yang dibangun di Cikeas, Bogor dengan kapasitas produksi 10 liter perdetik.

Baca Juga: Kisah Akidi Tio, Dari Donasi Berujung ke Pemeriksaan Polisi 

Belakangan terkuak ternyata blue energy ternyata palsu belaka.

Warga satu negara dibuat geger waktu itu. Bahkan para ahli dan profesor kompak menyerang pemerintah.

“Ini hal yang memalukan, karena presiden kita lebih mempercayai hal-hal seperti ini dan tidak pernah memanfaatkan lembaga keilmuan seperti LIPI, BPPT dan Perguruan Tinggi yang bisa diadu pengetahuannya,” kata Pakar Elektro Universitas Gajah Mada (UGM) Tumiran kala itu.

2. Kasus Ratna Sarumpaet

Kasus kedua ini tak kalah heboh. Peristiwa prank yang dilakukan Ratna Sarumpaet ini terjadi di tengah tensi politik sedang panas-panasnya jelang Pilpres 2019.

Peristiwa itu terjadi pada 2018. Tiba-tiba saja beredar sebuah foto di mana wajah Ratna Sarumpaet lebam-lebam dan bengkak.

Narasi awal disebutkan kalau Ratna habis dipukuli orang alias menjadi korban penganiayaan.

Ratna pada waktu itu merupakan pendukung Prabowo Subianto.

Pendukung Prabowo

Kasus ini segera direspons oleh para politikus pendukung Prabowo. Salah satunya Rachel Maryam.

Melalui akun twitternya @cumarachel, ia membenarkan kabar penganiayaan yang diterima oleh aktivis dan seniman teater itu.

“Berita tidak keluar karena permintaan bunda @Ratnaspaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa,” tulis Rachel pada 2 Oktober 2018.

Tak hanya Rachel, kabar penganiayaan tersebut juga dibenarkan oleh Juru Bicara Tim Prabowo-Sandiaga Dahnil Anzar Simanjuntak.

Dalam pernyataannya, Dahnil mengatakan Ratna dikeroyok oleh orang tak dikenal dan dimasukkan ke dalam mobil.



Belakangan terbongkar, ternyata Ratna Sarumpaet mengalami bengkak di wajah gara-gara habis operasi plastik.

Jadilah para elite dan sebagian besar masyarakat yang percara kena prank.

3. Kasus sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio 

Kasus terbaru ini terjadi di tengah pemerintah fokus menangani pagebluk Covid-19.

Seorang perempuan bernama Heriyati, mengaku sebagai anak dari almarhum pengusaha China, Akidi Tio, menyumbangkan dana Rp2 triliun untuk penanganan Covid-19.

Kapolda Sumsel dan Gubernurnya sempat berrfoto-foto dengan Heriyanti.

Lucunya, sampai masa akhir pencairan ternyata dana tersebut tidak cair-cair. Lalu terbongkarlah, ternyata sumbangan tersebut palsu.

Polisi setempat lantas menetapkan anak Akidi Tio, Heriyanti, sebagai tersangka dan kini sedang diperiksa di Polda Sumsel. Kasus ini sejak kemarin ramai dicuitkan warganet dan membuat gempar warga satu negara.

“Kita melakukan upaya penegakan hukum terhadap adanya polemik komitmen sumbangan Covid-19 yang ditujukan ke Kapolda Sumatera Selatan. Saat ini, tersangka inisial H sudah kita amankan dari lokasi,” ujar Dirintel Polda Sumsel Kombes Ratno Kuncoro, Senin (2/8/2021).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya