SOLOPOS.COM - Seorang pria berseragam Banser mengawal Gus Samsudin mendekati Pesulap Merah yang sedang berdikusi dengan Kades Rejowinangun, Blitar, Jawa Timur. (Youtube Marcel Radhival)

Solopos.com, BLITAR — Kemunculan pria berseragam Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang mengawal Gus Samsudin Jaddab, pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati, Blitar, Jawa Timur membuat geram kalangan Nahdlatul Ulama.

Kepala Satuan Provost (Kasatprovost) Banser Nasional, Imam Kusnin Ahmad, menyatakan pria gondrong berseragam Banser itu adalah preman dari Lampung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Imam Kusnin memastikan orang-orang yang menjadi pengawal Samsudin itu bukan anggota resmi Banser.

Mereka adalah mantan preman dari luar wilayah Kabupaten Blitar yang memakai atribut dan mengatasnamakan Banser.

Baca Juga: Versus Pesulap Merah, Gus Samsudin Dikawal Pria Berseragam Banser

“Itu sebetulnya bukan Banser. Ini bukan kami lepas tangan, ya. Tapi memang kenyataan di lapangan begitu. Itu anak Lampung, mantan preman, bukan anggota (resmi) Banser. Mereka berpakaian Banser tapi tidak mengerti kode etik berpakaian Banser,” ungkap Imam seperti dikutip Solopos.com dari situs NU Online, Jumat (5/8/2022).

Selain dari Lampung, lanjut Imam Kusnin, beberapa di antaranya berasal dari Ponorogo dan Sleman.

Bahkan, pihak Padepokan Nur Dzat Sejati tidak pernah ada komunikasi dengan Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser Blitar.

Baca Juga: Tantang Gus Samsudin ke Jakarta, Pesulap Merah: Tobatlah Mas Udin!

“Ada orang yang gondrong, itu preman. Jadi memang tidak ada komunikasi dengan Banser,” katanya.

Menurut Imam, penggunaan atribut Banser oleh para pengawal Samsudin itu menjadi tameng semata.

“Itu menyalahi aturan di Banser. Banser tidak gitu kerjaannya. Semua yg di-backup Banser adalah lembaga resmi NU dan banomnya. Jadi di situ jelas menyalahi. Apalagi dengan tampang gondrong, jagoan itu bukan watak Banser,” jelas Imam.

Baca Juga: Gus Samsudin Pidanakan Pesulap Merah, Warganet: Salah Fatal!

Ia menjelaskan, anggota Banser yang menjaga atau mengawal pihak di luar organisasi NU, maka dianggap sudah menyalahi peraturan dasar dan rumah tangga yang dikuatkan oleh Nawa Prasetya atau sembilan janji Banser.

“Nah, mereka bukan Banser sehingga tidak mengerti aturan. Otomatis ini jelas akan kita tindak, laporkan. Ini akan kita usut sampai tuntas,” tegasnya.

Imam memastikan, Banser Blitar tidak pernah mengawal dan menjaga Samsudin beserta padepokannya. Sebab keberadaan Samsudin sangat meresahkan warga sekitar.

Baca Juga: Versus Gus Samsudin, Pesulap Merah: Saya Bongkar Dukun Berkedok Agama

Dalam tayangan Youtube Marcel Radhival memang terlihat Samsudin dikawal orang berseragam Banser. Pria berseragam Banser itu muncul lebih awal sebelum Samsudin datang.

Dia muncul saat kuasa hukum Samsudin, Supriarso berdebat dengan Pesulap Merah dan timnya. Pesulap Merah yang merasa tidak diterima untuk pembuktian di padepokan milik Samsudin lantas pamit pulang.

Sembari berjalan kaki meninggalkan padepokan, tim Pesulap Merah memesan taksi online.

Baca Juga: Siapa Pesulap Merah yang Berseteru dengan Gus Samsudin? Ini Profilnya

Kepergian mereka coba dihalang-halangi oleh Supriarso yang dikawal pria berseragam Banser. Sepanjang jalan kedua pihak ini terus berdebat.

Tak lama kemudian Samsudin datang. Perdebatan makin sengit. Dalam kondisi panas tiba-tiba dari arah belakang Samsudin seorang laki-laki merangsek dan memukul Pesulap Merah.

Pemukulan itu segera dicegah oleh pria berseragam Banser. Pria bertubuh tinggi besar berseragam Banser itu segera menarik pemukul Pesulap Merah.



“Orang yang berseragam itu menghalangi orang yang memukul saya. Kalau tidak mungkin akan lebih brutal lagi,” ujar Pesulap Merah dalam podcast Deddy Corbuzier, seperti dikutip Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya