SOLOPOS.COM - Mahasiswa Jurusan Kimia UNY penemu permen kemangi (JIBI/Harian Jogja/Kharisma Ayu Febriana)

Mahasiswa Jurusan Kimia UNY penemu permen kemangi (JIBI/Harian Jogja/Kharisma Ayu Febriana)

Daun kemangi sering digunakan sebagai lalapan karena aromanya yang wangi dan manfaatnya untuk mengatasi bau mulut. Namun pernahkah Anda membayangkan kemangi dibuat menjadi permen?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ya, inilah yang saat ini dikembangkan mahasiswa Jurusan Kimia UNY. Ketua kelompok penelitian Winda Nirmala menjelaskan pemanfaatan ekstrak kemangi sebagai permen herbal antibau mulut ini karena masalah bau mulut banyak sering dialami banyak orang.

“Hampir 90 persen penyebab bau mulut adalah bakteri penghasil sulfur yang tinggal di bagian belakang mulut. Hal ini erat kaitannya dengan kebersihan mulut yang tidak terjaga sehingga menyebabkan gigi berlubang dan infeksi gusi yang akhirnya menjadi bau mulut,” jelasnya saat ditemui di Fakultas MIPA UNY, Selasa (8/5).

Para peneliti ini memilih menggunakan daun kemangi karena Indonesia kaya akan sumber daya dan hasil alamnya. Akan tetapi belum semua sumber daya tersebut dimanfaatkan secara optimal.

“Salah satu sumber daya yang belum termanfaatkan secara optimal adalah daun kemangi. Tumbuhan yang berasal dari spesies Ocimum canum ini tidak lagi asing dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.

Kemangi memiliki kandungan flavonoid bersifat antimikroba yang mampu mencegah masuknya bakteri, virus, atau jamur yang membahayakan tubuh. Selain itu, flavonoid berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi mikroorganisme.

Anggota tim peneliti lainnya, Eko Budiyanto menambahkan, penelitian tentang pengolahan kemangi menjadi permen membutuhkan waktu empat bulan. Dalam proses pembuatannya peneliti sempat mengalami kendala karena kandungan daun kemangi 80% dari air sehingga dibutuhkan komposisi yang pas untuk menjadikannya permen.

“Kami membutuhkan waktu satu bulan untuk menentukan komposisi yang sesuai untuk 100 gram permen. Akhirnya kami berhasil menemukan komposisi yang sesuai dengan bahan kemangi dan agar-agar, sehingga terasa kenyal seperti permen yupi,” ungkapnya.

Penelitian yang mendapat hibah dana Rp6 juta dari Dikti ini memiliki beberapa keunggulan. Selain dapat mengatasi bau bulut, permen ini juga tidak mengandung bahan pengawet, aromanya wangi, warnanya hijau menarik, dan rasanya manis dan kenyal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya