SOLOPOS.COM - Warga Selandia Baru yang tergabung dalam grup gamelan Padhang Monchar dan Taniwha Jaya pentas di Plaza Sriwedari, Solo, Minggu (14/7/2013). Mereka berkeliling ke sejumlah kota di Indonesia untuk memamerkan keahlian memainkan gamelan, antara lain di Jakarta, Jogja, Solo, Malang dan Bali. (Dok/JIBI/Solopos)

Warga Selandia Baru yang tergabung dalam grup gamelan Padhang Monchar dan Taniwha Jaya pentas di Plaza Sriwedari, Solo, Minggu (14/7). Mereka berkeliling ke sejumlah kota di Indonesia untuk memamerkan keahlian memainkan gamelan, antara lain di Jakarta, Jogja, Solo, Malang dan Bali. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Grup Karawitan Padhang Monchar dan Taniwha Jaya dari Selandia Baru manggung di Plaza Sriwedari, Solo, Minggu (14/7). Mereka berkeliling ke sejumlah kota Indonesia guna memamerkan keahlian mereka memainkan gamelan. Mereka antara lain singgah di Jakarta, Jogja, Solo, Malang dan Bali. (Agoes Rudianto/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Wacana penyelenggaraan festival gamelan Internasional di Solo mengemuka selepas pementasan kolaborasi kelompok gamelan asal Selandia Baru, Padhang Moncar Gamelan Group dan Taniwha Jaya Gamelan Group di Plaza Sriwedari, Minggu (14/7/2013) pagi. Ide ini dilontarkan oleh Direktur Padhang Moncar Gamelan Group, Budi S Putra.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami [Padhang Moncar Gamelan Group dan Taniwha Jaya Gamelan Group] sudah empat kali mengikuti festival gamelan Internasional di Jogja. Rata-rata pesertanya pemain gamelan asing. Saya harap Solo sebagai pusat lahirnya gamelan bisa memiliki festival seperti itu. Ironis sekali kalau sampai tidak ada,” terang Budi kepada wartawan di Plaza Sriwedari, Minggu pagi.

Budi menilai penyelenggaraan festival gamelan Internasional bisa menjadi ajang pelestarian salah satu warisan budaya dunia ini. “Langkah kelompok kami memainkan gamelan ini hanya aksi kecil saja. Festival yang diikuti peserta dari seluruh penjuru dunia nantinya bisa [berimbas] besar pada upaya pelestarian. Jangan sampai kesenian ini musnah,” urainya.

Ditemui secara terpisah, Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, menyatakan pihaknya menyambut baik usulan sejumlah kalangan yang peduli pada pelestarian gamelan sebagai salah satu aset Kota Solo. “Yang kita punyai itu keraton, gamelan, tarian dan lain-lain. Ini adalah ‘sawah’ buat kita. Otomatis kami dukung. Upaya pelestarian bisa berjalan melalui agenda semacam ini,” singkatnya.

Senada dengan Purnomo, Ketua DPRD Solo, YF Sukasno, mengungkapkan pihaknya juga mendukung wacana penyelenggaraan festival gamelan Internasional itu. Pihaknya menargetkan Pemkot bisa menyelenggarakan agenda ini dalam dua tahun mendatang. “Saya kira bagus kalau Pemkot mau menyelenggarakan festival gamelan tingkat Internasional. Kalau MCK saja bisa difestivalkan, kenapa gamelan tidak. Kami dukung sepenuhnya. Dua tahun ke depan bikin festival gamelan internasional,” tandasnya.

Sukasno mengutarakan manfaat penyelenggaraan festival Internasional cukup strategis. “Potensi dari penyelenggaraan acara internasional sendiri besar sekali. Kita lihat saja dari penyelenggaraan di Jogja. Pesertanya cukup banyak karena tiap kelompok minimal terdiri dari 22 personel. Usulan ini akan kami tampung,” pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya