SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA – Tiga perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara secara total telah kehilangan kapitalisasi pasar hingga US$51 miliar setara Rp797, 99 triliun (asumsi kurs Rp15.647), sejak debut mereka di pasar modal.

Perusahaan- perusahaan ini menghadapi keraguan investor terhadap upaya mereka menuju profitabilitas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengutip Bloomberg, Senin (12/12/2022), saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) bersama dengan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang tercatat di BEI dan Grab Holdings Ltd. yang berbasis di Singapura, semuanya telah anjlok lebih dari 65 persen sejak mereka memulai debutnya.

Saham GOTO, Bukalapak, dan Grab tercatat berkinerja buruk atau di bawah indeks acuan pada masing-masing negara, bahkan melampaui penurunan sekitar 30 persen di Nasdaq 100 sejak awal 2022.

Saham-saham teknologi di Asia Tenggara bergabung dengan kemerosotan yang melanda perusahaan rintisan (startup) India yang baru-baru ini go public karena investor mempertanyakan valuasi tinggi dan kemampuan mereka untuk mencetak laba.

Baca Juga: Jelang Pertemuan The Fed, Cek Saham-Saham Ini

GOTO, Bukalapak, dan Grab dinilai menawarkan investor eksposur ke sektor e-commerce yang sedang booming di Asia Tenggara pada saat para investor masih bersemangat untuk mengambil saham pertumbuhan.

Namun, kenaikan suku bunga secara global dan risiko resesi berdampak pada saham teknologi. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa investor awal akan mengurangi saham mereka setelah periode penguncian (lock-up) saham berakhir.

GOTO kehilangan hampir 60 persen nilai pasar selama sebulan terakhir di tengah berakhirnya penguncian saham pemegang saham utamanya. Saham GOTO juga tertekan sentimen investor yang khawatir tentang prospek perusahaan internet Indonesia yang masih merugi.

Manajemen GOTO pada pekan lalu melalui pemaparan publik insidentil mengatakan memiliki cukup dana untuk mempertahankan perusahaan hingga mencapai profitabilitas.

Baca Juga: Intip Harta Kekayaan Kaesang yang Disebut Lebih Tajir dari Presiden Jokowi

Sementara itu, Grab yang terdaftar di Bursa New York mempersempit kerugiannya pada kuartal ketiga tahun ini karena pendapatan mengalahkan ekspektasi.

Di sisi lain, Sea Ltd, unicorn pasar online Singapura lainnya yang terdaftar di AS pada tahun 2017, juga kehilangan nilai pasar sekitar US$169 miliar sejak periode puncaknya pada Oktober 2021.

GOTO telah mengalami 11 kali beruntun auto rejection bawah (ARB) sehingga Bursa Efek Indonesia bakal melakukan evaluasi terhadap pergerakan sahamnya.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menerangkan belum ada pilihan upaya suspensi saham GOTO dalam waktu dekat.

Baca Juga: 50 Orang Terkaya di Indonesia 2022, IPO Blibli Jaga Posisi Duo Hartono

Evaluasi

Namun, saham GOTO sedang dalam pantauan seiring dengan prinsip bursa yang terus mengevaluasi saham yang memiliki volatilitas transaksi.

“Terkait dengan suspensi perdagangan dikaitkan dengan volatilitas transaksi, dapat kami sampaikan bahwa Bursa selalu melakukan evaluasi atas perdagangan efek sebuah perusahaan tercatat, dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan, keterbukaan informasi yang disampaikan, dan kondisi market secara keseluruhan,” jelasnya, Senin (12/12/2022).

Berdasarkan data, saham GOTO telah megalami penurunan harga hingga menyentuh Auto Reject Bawah (ARB) sejak 28 November 2022 hingga Senin (12/12/2022) kemarin atau setara 11 hari perdagangan beruntun.

Sebagai informasi, lock up saham seri A untuk investor sebelum IPO telah berakhir pada tanggal 30 November 2022, sehingga pada 1 Desember 2022 jumlah saham yang dapat diperdagangkan menjadi 1.133.792.199.502 saham.

Atas penurunan harga saham GOTO dalam beberapa hari terakhir, BEI telah meminta penjelasan kepada Perseroan dan telah dijawab oleh Perseroan.

“Selain itu, Bursa juga telah meminta Perseroan untuk melaksanakan publik ekspose insidental dan telah dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2022. Hasilnya juga telah ditayangkan pada website Bursa,” tambahnya.

Baca Juga: Dianggap Terlalu Banyak, Pengamat Minta Pinjol Dimerger

Berdasarkan data, secara year to date IHSG mencatat kenaikan sebesar 2,03 persen. Sebagaimana diketahui, perubahan IHSG sebagian besar dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham dari perusahaan yang memiliki market capitalization besar.



Per 9 Desember 2022, 10 perusahaan tercatat yang memiliki market capitalization terbesar adalah BBCA, BBRI, BMRI, BYAN, TLKM, ASII, TPIA, BBNI, UNVR, ICBP. Adapun, bobot saham GOTO terhadap IHSG per 9 Desember 2022 adalah 2,75 persen, dengan demikian apabila saham GOTO turun sebesar 7 persen dalam satu hari, maka maka IHSG hanya akan turun sebesar 0,175 persen.

Sementara itu, GOTO masuk dalam Papan Ekonomi Baru yang dibentuk bertujuan menyediakan papan pencatatan bagi perusahaan berbasis teknologi untuk menciptakan inovasi produk dan/atau jasa, yang memiliki kemanfaatan sosial luas dengan tingkat pertumbuhan tinggi.

Papan Ekonomi Baru merupakan papan pencatatan yang setara dengan Papan Utama. Perusahaan dapat tercatat di Papan Ekonomi Baru jika perusahaan memenuhi ketentuan tercatat di Papan Utama dan memiliki karakteristik khusus yang ditentukan oleh Bursa. Sehingga masuknya GOTO dalam Papan Ekonomi Baru, tidak berkaitan langsung dengan pergerakan IHSG.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya