SOLOPOS.COM - Kondisi kapal Putra Bahari yang rusak setelah terhantam gelombang tinggi di Pantai Kurawu, Dusun Kuwaru, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul, Kamis (24/3/2022) (dok. Satlinmas Wilayah IV Bantul)

Solopos.com, BANTUL — Gelombang tinggi menghantam satu kapal jukung milik nelayan di Pantai Kuwaru, Dusun Kuwaru, Kalurahan Poncosari, Kapanewon Srandakan, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (24/3/2022). Kapal yang hendak mencari ikan itu hancur setelah dihantam gelombang tinggi di pantai.

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah IV Bantul, Nugroho, mengatakan kejadian gelombang tinggi menghantam kapal bernama Putra Bahari itu terjadi sekitar pukul 06.45 WIB. Saat itu, kapal yang dinahkodai oleh Panijo dan anak buah kapal, Juhar Arisman hendak melaut untuk mencari ikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun saat hendak ke tengah laut, tiba-tiba gelombang tinggi datang dan menghantam kapal tersebut hingga membuat kapal terbalik dan tenggelam.

Baca Juga: Kasus DBD Tinggi, Nyamuk Wolbachia Disebar di Jogja

“Tekong atau nahkoda dan ABK terlempar ke laut,” kata Nugroho saat dihubungi Kamis (24/3/2022).

Mengetahui ada kapal terlempar, anggota SAR Satlinmas Wilayah IV, bersama nelayan, TNI Angkatan Laut, dan masyarakat setempat langsung melakukan pertolongan hingga akhirnya tekong maupun ABK berhasil dievakuasi ke darat dalam kondisi selamat.

Akan tetapi kuatnya hantaman gelombang tinggi membuat kapal yang terbuat dari fiber tersebut hancur dan terbelah menjadi dua bagian. Alat tangkap yang dibawa juga rusak. Selain itu, mesin kapal juga mengalami kerusakan.

“Perahu dan alat tangkap ikan juga berhasil dievakuasi ke darat namun dalam kondisi rusak parah,” ucap Nugroho.

Baca Juga: Masa Berlaku Habis, Gubernur DIY Perpanjang IPL Tol Jogja-Solo

Menurutnya, kapal tersebut sudah tidak bisa lagi digunakan sehingga kerugian ditaksir mencapai Rp20-Rp25 jutaan. Belum lagi sebagian alat tangkap ikan yang hanyut ke laut.

Dia mengimbau kepada nelayan untuk beberapa hari ke depan nelayan tidak melaut terlebih dahulu karena kondisi gelombang sedang tinggi sejak dua hari lalu. Ketinggian gelombang diperkirakan 4-5 meter.

“Sebenarnya sejak dua hari lalu sudah jarang nelayan yang melaut karena gelombang tinggi,” ujar Nugroho.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul, Agus Yuli Herwanta, mengatakan ketinggian gelombang memang sulit diprediksi. Namun saat ini memang kondisi gelombang air laut sedang tinggi sehingga ia meminta nelayan tidak perlu melaut terlebih dahulu.

Sementara untuk intensitas hujan, kata Agus, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) Yogyakarta diperkirakan masih terjadi sampai April mendatang dengan kondisi hujan sedang sampai lebat. Mei juga masih hujan namun intensitasnya rendah sampai sedang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya