SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). (Antara - Wahyu Putro A)

Solopos.com, JAKARTA -- Hubungan China dan Indonesia kini menghangat setelah negeri Tirai Bambu itu mengklaim perairan Natuna sebagai efek klaim kedaulatan atas Kepulauan Spratly.

Nota protes yang dilayangkan pemerintah Indonesia dibalas China dengan pernyataan yang menegaskan klaim mereka itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menteri Pertanahan Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara soal pelanggaran puluhan kapal nelayan serta dua kapal patroli China yang masuk ke Laut Natuna, Kepulauan Riau, serta klaim negara tersebut atas kedaulatan di sana.

Saat menyambangi kantor Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Jumat (3/1/2020), Prabowo mengatakan hal tersebut bisa diselesaikan secara baik-baik.

Kisah Kelam PSK: Melayani saat Mens

"Saya berkoordinasi dengan menteri-menteri koordinator. Kerja sama harus baik. [soal Natuna] Di antara persoalan yang banyak kami bahas," kata Prabowo dilansir Suara.com.

Patut Dicoba! Tips Agar Tidak Mendengkur saat Tidur

Menurut Prabowo, pemerintah Indonesia tak perlu memakai kekerasan menghadapi persoalan klaim China atas Natuna. Prabowo justru mengedepankan perundingan yang baik agar tak memecah persahabatan kedua negara.

"Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat," ucap dia.

Penyebab Miss V Bau & Cara Mengatasinya

Di tempat yang sama, Luhut meminta semua pihak tak terlalu membesar-besarkan permasalahan yang terjadi. Menurutnya, masuknya kapal asing tersebut karena memang kemampuan kapal patroli Indonesia belum bisa menjaga perairan dalam negeri.

Gibran Akui Didukung Jokowi di Pilkada Solo

"Sekarang memang coast guard [penjaga pantai] kita atau bakamla itu sedang diproses, supaya menjadi betul-betul penjaga yang benar. Nah sekaligus dengan peralatannya. Jadi ya kalau kita enggak hadir, kan orang hadir ke tempat kita. Jadi kita paling marah sama diri kita sendiri. Kapal belum cukup," kata dia.

Klaim Atas Natuna

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengklaim China memiliki hak untuk berlayar di dekat Kepulauan Natuna.

Anies Baswedan: Anak-Anak Suka Main Air di Lokasi Banjir

Hal itu merespons nota protes yang dilayangkan Indonesia setelah dua kapal Coast Guard China dan puluhan kapal nelayan memasuki perairan Natuna Utara secara ilegal.

Menanggapi pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia bahwa klaim China tersebut tidak punya dasar hukum, Geng tetap membantahnya.

Ramalan Bencana 2020, Waspada Gempa 9SR!

Dia berdalih China mematuhi konvensi Internasional U.N. Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Padahal, konvensi itu mengakui adanya Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

"Posisi dan dalil China patuh pada hukum internasional, termasuk UNCLOS,” kata Geng dalam konferensi pers di Beijing," Kamis (2/1/2020), dikutip Solopos.com dari laman Radio Free Asia, rfa.org.

Kena Serangan Jantung, Lina Mantan Istri Sule Meninggal

“Jadi, Indonesia menerima atau tidak, itu tidak akan mengubah fakta objektif bahwa China punya hak dan kepentingan atas perairan terkait," klaimnya.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!



"Yang disebut pengakuan arbitrase Laut China Selatan adalah ilegal, batal, dan kosong, dan kami telah lama menyatakan China tidak pernah menerima maupun mengakuinya. Pihak China menentang setiap negara, organisasi atau individu yang menggunakan putusan arbitrase yang tidak sah untuk mengganggu kepentingan China," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya