SOLOPOS.COM - Suasana di simpang empat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tepatnya di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Senin (5/10/2020). Setiap sore kawasan itu digunakan jualan oleh para PKL yang sebelumnya berjualan di sekitar Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Hingga kini Pemerintah Kabupaten Wonogiri belum memperbolehkan pedagang kaki lima (PKL) berjualan di sekitar Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Akibatnya, kuliner di alun-alun Wonogiri pun belum bisa ditemui.

Seperti diketahui, PKL tidak diperkenankan untuk berjualan oleh Pemkab Wonogiri di kawasan alun-alun sejak awal pandemi Covid-19, tepatnya pada pertengahan Maret. Biasanya, pada malam hari banyak warga yang mengunjungi alun-alun untuk menikmati jajanan atau kuliner yang disuguhkan PKL.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kini, para PKL alun-alun berusaha tetap berjualan dengan cara membuka lapak di beberapa tempat. Bagi warga Wonogiri yang rindu atau kangen dengan aneka kuliner di alun-alun bisa mencari PKL di beberapa tempat baru yang mereka gunakan untuk berjualan. Karena sudah enam bulan lebih tidak berjualan di alun-alun.

Giliran Sektor Perbankan yang Digaet Gubernur Jatim untuk Kampanyekan Gerakan Pakai Masker

Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Wonogiri, Supriono, mengatakan, sebagian besar para PKL berpindah tempat jualan masih di wilayah perkotaan Wonogiri.

Lokasi yang banyak dijadikan tempat pindah para PKL yakni di simpang empat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tepatnya di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri. Selain itu, di kawasan patung Bedol Desa, area plaza Waduk Gajah Mungkur, juga dijadikan tempat berjualan.

"Kalau di perempatan PLTA itu buka hanya pada sore, setelah Ashar hingga Magrib. Kalau di patung Bedol Desa dari pagi hingga sore," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (5/10/2020).

PKL yang berjualan pada malam hari, menyebar di kawasan perkotaan Wonogiri, seperti di dekat SPBU Pokoh, kawasan selter bus, belakang kantor Pemkab Wonogiri, depan pasar kota, pinggir jalan raya wilayah Kerdu Kepik dan kawasan batas kota. Selain itu, ada juga yang berjualan di lapangan Pule, Kecamatan Selogiri.

Inisiatif Sendiri

Menurut dia, PKL yang berjualan di alun-alun merupakan pedagang makanan atau kuliner. Makan yang tersedia yakni jajanan angkringan, sosis bakar, cilok, bakso, mi ayam, baksos, soto, nasi goreng, jagung bakar, penyetan dan aneka minuman hangat dan dingin.

"Tempat baru yang digunakan untuk berjualan tidak spesifik berdasarkan jenis kuliner. Mereka mencari tempat pindah berdasarkan inisiatif sendiri. Misalnya kuliner penyetan pindah ke batas kota, kuliner angkringan pindah di belakang kantor Pemkab," ungkap dia.

Supriono mengatakan, inisiatif para pedagang untuk berjualan secara menyebar di beberapa tempat semata-mata agar ada pemasukan atau pendapatan. "Kalau tidak ada pemasukan berat, terlebih jika punya tanggungan yang harus segera diselesaikan. Bagaimanapun hasilnya, yang penting ada masukan meski hanya sedikit," ungkap dia.

Sidang Perdana Suap Seleksi Perdes Trobayan Rabu Digelar Online

Beberapa hari lalu, lanjut dia, ia bersama pengurus paguyuban bertemu dengan Pemkab Wonogiri, mendiskusikan nasib PKL. Pemkab berencana mengadakan koordinasi dengan Satgas Covid-19 dan jajaran terkait untuk membahas dibukanya kawasan alun-alun bagi PKL.

"Kami juga diperintahkan untuk koordinasi dengan para teman-teman PKL. Semoga dengan koordinasi yang kami lakukan, alun-alun bisa dibuka kembali untuk berjualan," kata Supriono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya