SOLOPOS.COM - Salah satu adegan yang dimainkan aktor Teater Kaplink Udinus Semarang saat Festival Monolog Universitas se-Indonesia di kampus UNS Solo, Minggu (5/3/2017). (Istimewa-Udinus)

Kampus di Semarang, Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), membukukan sukses merebut gelar juarai Festival Monolog tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia.

Semarangpos.com, SEMARANG — Kelompok teater Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Kaplink, sukses menjuarai Festival Monolong tingkat Universitas se-Indonesia yang digelar di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jumat-Minggu (3-5/3/2017). Kaplink berhasil menyisihkan 22 kelompok teater kampus lain yang menjadi kompetitor kelompok teater kampus di Semarang itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam Festival Monolong tingkat Universitas se-Indonesia tersebut kelompok teater kampus di Semarang itu membawakan naskah cerita bertajuk Damai yang disutradarai Adib Fadli Maulana. Dalam pementasan, Teater Kaplink yang menampilkan pemeranan Adhi Satya mencoba menggambarkan cerita tentang perang yang selalu dibutuhkan untuk mendapatkan kedamaian.

Melalui pementasan itu, Adib mencoba memvisualisasikan bahwa perang adalah benteng perdamaian. “Kami mencoba menterjemahkan naskah Putu Wijaya ini dengan visualisasi game 8 bit seperti Nintendo, Sega, dan sejenisnya. Mulai dari segi backsound, panggung, visual, maupun visualnya,” papar sang sutradara, Adib, dalam siaran pers yang diterima Semarangpos.com dari Humas Udinus, Kamis (9/3/2017).

Cerita dalam naskah ini mengisahkan seorang orator yang merasa tertandingi ideologinya oleh seorang anak kecil. Orator itu bersikukuh bahwa bahwa perang dan damai tidak boleh bersatu. Sementara si anak kecil yang ketakutan, tetap teguh dengan pendiriannya bahwa perang dan damai selalu bersekutu dan bersatu padu.

Digambarkan sang orator menang dengan melenyapkan anak kecil menggunakan visual tank yang menggilasnya. “Pesan yang ingin kami sampaikan dalam penampilan kami di festival ini adalah, bahwa jika jaman dulu perang hanya untuk adu fisik maupun teknologi, saat ini perang lebih berkutat pada perang pemikiran dan pemahaman. Sehingga kita harus menjadi pribadi yang kuat dalam memenangkan perang, dan meraih kedamaian dalam diri kita sendiri,” tambah Adib.

Untuk 20 menit penampilan di Festival Monolog antarperguruan tinggi itu, Teater Kaplink membutuhkan waktu persiapan selama 1 bulan. Adhi Satya, sang aktor monolog dari kelompok teater kampus di Semarang itu mengaku bangga dengan pencapaiannya di festival kali ini. “Tidak sia-sia persiapan dan perjuangan kami untuk menampilkan persembahan terbaik dari Teater Kaplink,” tutup Adhi.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya