SOLOPOS.COM - Para peserta lokakarya bertajuk Implementasi Wifi Tb dan Strategi Public Private Mix (PPM) bagi Dokter Praktek Mandiri (DPM) dan Klinik Pratama di Kota Semarang berfoto bersama seusai acara di Hotel Sartika Premier, Semarang, Selasa (26/9/2017). (JIBI/Semarangpos.com/Istimewa-Udinus)

Kampus Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) di Semarang menggelar lokakarya atau workshop tentang penyakit tuberkulosis alias TBC.

Semarangpos.com, SEMARANG – Indonesia saat ini menempati urutan kedua setelah India, dalam daftar jumlah penderita tuberkulosis di dunia. Kondisi ini pun menimbulkan keprihatinan dari sejumlah pihak, termasuk para mahasiswa Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berharap penderita tuberkulosis segera berkurang di Indonesia, FK Udinus pun menggelar lokakarya betajuk Implementasi Wifi Tb dan Strategi Public Private Mix (PPM) bagi Dokter Praktek Mandiri (DPM) dan Klinik Pratama di Kota Semarang. Workshop yang diikuti praktisi kesehatan dan para mahasiswa jurusan ilmu kesehatan itu digelar di Hotel Santika Premier, Semarang, Selasa (26/9/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Workshop ini bertujuan mensosialisasikan kegunaan dan manfaat aplikasi Wajib Lapor Notifikasi [Wifi] Tb [tuberkulosisi] di Kota Semarang dan pelaksanaan strartegi PPM dalam jejaring layanan Tb. Ini dilakukan supaya banyak kasus Tb yang tertangani di Semarang,” papar Dekan FK Udinus, Guruh Fajar Shidik, dalam siaran pers kepada Semarangpos.com, Rabu (27/9/2017).

Aplikasi Wifi Tb dapat diunduh pada telepon pintar yang berbasis android di playstore. Melalui aplikasi ini, Wifi Tb bisa menjadi sarana para dokter dan klinik untuk melaporkan kasus Tb yang ditangani, yang kemudian dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat.

“Kami menyambut baik kegiatan yang digelar Kampus Udinus ini. Penggalakan penanganan kasus Tb sudah berjalan 20 tahun, tapi keterbatasan pemerintah membutuhkan kerja sama berbagai pihak, salah satunya Udinus,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang, Widoyono.

Dari survei yang dilakukan DKK Semarang, sudah ada sekitar 84% masyarakat di Kota Semarang yang telah menggunakan jasa dokter, klinik, maupun tempat pelayanan kesehatan lain dalam menangani masalah kesehatannya. “Kami berharap kegiatan semacam ini bisa membantu tujuan pemerintah dalam menekan kasus Tb di Tanah Air,” imbuh Widoyono dalam kegiatan yang digelar kampus perguruan tinggi swasta di Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya