SOLOPOS.COM - Menristekdikti M. Nasir (kiri) memerankan Bathara Brama saat pergelaran Wayang Spektra 60 Guru Besar Undip dengan lakon "Semar Mbangun Kahyangan" di kampus Undip Pleburan di Semarang, Jateng, Jumat (3/11/2017) malam. (JIBI/Solopos/Antara/Aji Styawan)

Kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang melibatkan 60 guru besar dan Menristekdikti Mohammad Nasir dalam pergelaran wayang orang .

Semarangpos.com, SEMARANG —  Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir, Jumat (3/11/2017) malam lalu, bermain wayang orang Spectra bersama 60 guru besar Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Pergelaran wayang tersebut dihelat dalam rangka dies natalis ke-60 kampus perguruan tinggi negeri terkemuka di Kota Semarang tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Saya mengucapkan selamat atas dies natalis ke-60, semoga Universitas Diponegoro bisa masuk ke dalam ranking 500 dunia,” ujar Menristekdikti saat memberikan kata sambutannya dalam pergelaran yang dihelat di Auditorium Imam Barjo Undip, Jl. Imam Barjo No. 1, kampus Undip Pleburan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Bersama Nasir, turut pula mendukung pergelaran Wayang Spektra 60 Guru Besar Undip itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Sekda Jateng Sri Puryono.

Nasir dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi, sehingga dapat mencapai target yang diinginkan. Tanpa kolaborasi, target masuk ke dalam ranking 500 dunia itu akan sulit tercapai. “Target ini sesuai dengan tema wayang orang malam ini, Semar Membangun Kayangan. Mimpi menjadikan Universitas Diponegoro masuk ke dalam ranking 500 dunia.”

Pementasan wayang orang spectra ini juga menggandeng kelompok seniman perkumpulan kesenian tradisional wayang orang (WO) profesional asal Madiun yang selama ini setia mempergelarkan pertunjukan di Kota Semarang, Ngesti Pandawa. Dalam pementasan tersebut, Menristekdikti memerankan Batara Bromo atau Batara Api sehingga harus mengenakan kostum berwarna merah lengkap dengan aksesorinya.

Pementasan wayang orang dalam rangka ulang tahun ke-60 kampus negeri di Semarang itu, terlibat pula rektor, wakil rektor, dekan dan 60 guru besar Undip. Menurut Rektor Undip, Yos Johan, pihaknya dalam pementasa itu melibatkan 60 guru besar yang memiliki makna 60 tahun Undip mengabdi dan berkarya di negeri ini. Oleh karenanya, sambung Yos, pementasan wayang orang itu nanti akan dicatatkan sebagai rekor oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) sebagai pementasan wayang orang yang dipentaskan oleh guru besar terbanyak pertama di Indonesia.

Pementasan itu mengusung lakon cerita Semar Bangun Kahyangan. Semar yang digambarkan sebagai Sang Pamomong, terang Yos, merupakan tokoh utama dalam jagad pewayangan, yang menjadi pengasuh para raja dan kesatria. Dikisahkan bahwa Semar gelisah dan tak puas dengan kepemimpinan Bathara Guru yang kebijakannya dipengaruhi oleh istrinya. Akibat hal itu Semar ingin membangun istana tandingan.

Rektor menganggap Semar sebagai tokoh teladan, sekaligus kaca benggala pada semua civitas academica. Meskipun berperawakan pendek dan bongkok, Semar penuh kemuliaan hati. Demikian pula, harapannya atas dunia akademis. “Kedalaman ilmu seseorang itu tidak bisa dilihat dari perawakan atau jabatan yang melekat dalam diri seseorang,” tegas orang pertama di kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Kota Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya