SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kampus di Semarang, Universitas Diponegoro (Undip), memfasilitasi mahasiswa yang merancang jaket bantuan bagi tunanetra.

Semarangpos.com, SEMARANG — Sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang merancang alat bantu berbentuk jaket untuk memudahkan penyandang tunanetra beraktivitas. “Jaket ini kami namai Jetnet, yakni singkatan dari jaket untuk tunanetra,” kata Teguh Kurniawan selaku ketua tim perancang Jetnet di Semarang, Rabu (19/7/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Beranggotakan tiga orang, yakni Krismon Budiono, Rose Mutiara Suin, dan Yuni Prihatin Ningtyas, Teguh memimpin tim dari kampus Undip Semarang itu untuk maju dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017. Keempat mahasiswa itu berasal dari Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Undip.

Tim dari kampus Undip Semarang itu mengandalkan jaket rancangan mereka untuk memenangi ajang bergengsi itu. Menurut Teguh, cara kerja Jetnet sebenarnya simpel karena mengandalkan peran sensor yang terpasang di berbagai bagian jaket untuk mendeteksi objek di sekitarnya.

“Begitu sensor mendeteksi ada objek, misalnya lubang atau tembok, segera mengirimkan data ke alat bernama Arduino dan mengirimkan sinyal berupa suara,” katanya. Dari percobaan yang dilakukan, jaket tersebut mengirimkan sinyal suara yang diperdengarkan melalui headset, antara lain berbunyi, “awas bawah” dan “awas depan”.

Setidaknya ada delapan sensor yang dipasang dengan daya jangkau berbeda. Ada sensor peneteksi bagian depan sejauh tiga meter, bawah tiga meter, serong kanan-kiri dua meter, dan kanan-kiri 1,5 meter.

Krismon, anggota tim, menambahkan perancangan jaket itu memerlukan waktu sekitar empat bulan dan sudah melalui berbagai revisi dan perbaikan untuk kesempurnaan. “Awalnya, kami pakai jaket berwarna merah. Namun, kurang rapi dan pendeteksian sensor kurang maksimal. Kami revisi hingga jadi seperti ini,” ungkapnya.

Biaya yang dikeluarkan untuk riset itu mencapai Rp3,1 juta, tetapi biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu jaket itu bisa kurang dari Rp1 juta. “Tenaganya pakainya satu baterai 12 Volt. Bisa di-charge. Sensornya bisa dilepas kalau jaketnya mau dicuci. Jadi, sangat mudah dan aman,” pungkasnya.

Sementara itu, Aris Triwiyatno, pengajar Jurusan Teknik Elektro FT Undip yang menjadi pembimbing mahasiswa itu mengapresiasi ide dari keempat anak didiknya itu. “Idenya murni dari mahasiswa. Namanya saja program kreativitas mahasiswa. Mereka ini salah satu dari delapan tim yang dari FT yang maju ke PKM 2017,” pungkas dosen dari kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya