SOLOPOS.COM - Ilustrasi kandang ayam dengan closed house system. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang kini dilengkapi kandang ayam bersistem closed house yang dibangunkan Charoen Pokphand.

Semarangpos.com, SEMARANG – Produsen pakan ternak terbesar dunia, Charoen Pokphand, mendukung pembelajaran mahasiswa dan dosen Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Melalui PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI), konglomerat Thailand itu membangun kandang bersistem closed house dengan kapasitas 20.000 ekor ayam di Kampus Undip, Semarang, Jawa Tengah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pertengahan Mei 2017, kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan empat perguruan tinggi untuk pembangunan kandang closed house system,” ungkap Presiden Direktur CPI, Thomas Effendy, di sela-sela peresmian kandang closed house hasil kerja sama CPI dan Undip yang dibangun di belakang Gedung ICT Centre, kampus Tembalang, Kota Semarang, Jateng, Sabtu (23/9/2017).

Keempat PTN yang didukung pembelajarannya oleh Charoen Pokphand itu adalah Universitas Airlangga Surabaya, Undip Semarang, Universitas Hasanuddin Makassar, dan Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Dari empat PTN itu, menurut Thomas Effendy, kandang closed house system di kampus Undip Semarang itulah yang kali pertama dibangun.

Menurut Thomas, kandang ayam dengan sistem closed house yang dibangun dalam waktu kurang lebih dua bulan itu bisa menjadi sarana teaching farm, yakni mahasiswa dan dosen bisa melakukan praktik, khususnya untuk Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip. Dari pembelajaran itu, kata dia, kalangan akademisi dan peneliti di perguruan tinggi tidak menutup kemungkinan bisa melakukan penyempurnaan-penyempurnaan sistem closed house yang sudah disiapkan Charoen Pokphand.

“Kami berikan standar operasional prodesedur [SOP]-nya. Tidak menutup kemungkinan, dari saintis bisa melihat dari kacamata lain. Misalnya, ditambah begini, begitu, lebih bagus,” katanya.

Kandang closed house system memiliki banyak kelebihan ketimbang kandang model terbuka yang kini sudah mulai ditinggalkan peternak karena suhu kandang yang tidak bisa dikontrol, ayam ternak rentan terkena penyakit, dan tidak efisien. Para peternak, kata dia, sekarang ini sudah mulai menerapkan sistem closed house yang lebih maju dengan jumlah ternak bervariasi, mulai 3.000, 4.000, 6.000 ekor ayam hingga yang sudah memiliki ratusan ribu ayam.

Pembangunan kandang closed house system dengan menggandeng empat PTN itu ia harapkan bisa sebagai sosialisasi kepada kalangan peternak agar semakin banyak yang menggunakan sistem closed house. Selain itu, imbuh dia, kandang itu juga bisa menjadi plasma dengan pengelolaan bersama Undip dengan CPI, sekaligus sebagai inti plasmanya. “Dijalin kemitraan untuk mengelola kandang. Pascapanen, kami akan bantu memasarkan ayam hasil dari kandang closed house ini,” kata Thomas.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof M. Nasir yang meresmikan kandang bantuan Charoen Pokphand itu menyampaikan apresiasinya terhadap langkah kerja sama yang dijalin perguruan tinggi dengan kalangan industri. Sementara itu, Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama menjelaskan pengelolaan kandang ayam closed house system itu dilakukan oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip bekerja sama dengan CPI.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya