SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru membimbing muridnya. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kampus Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang digandeng Charoen Pokphand membekali guru dengan kemampuan pendidikan karakter.

Semarangpos.com, SEMARANG — PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI) yang merupakan kepanjangan tangan perusahaan pakan ternak dan agribisnis asli Thailand, Charoen Pokphan Group, menggandeng Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang untuk membekali guru dengan pendidikan karakter. Melalui Lembaga Karya Pokphand (LKP), perusahaan pakan ternak dan agribisnis terbesar di dunia itu mengusung program Bakti pada Guru untuk mendukung pendidikan di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pendidikan karakter bagi guru ini tercakup dalam program Bakti pada Guru yang merupakan wujud kepedulian terhadap guru dan pendidikan Indonesia,” kata Sekretaris Umum LKP Andi Magdalena Siadari di Semarang, Senin (14/8/2017). Hal itu diungkapkannya seusai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara LKP dan Fakultas Psikologi Undip terkait program Bakti pada Guru yang menyasar kalangan guru sekolah menengah pertama (SMP) di berbagai daerah.

Andi menjelaskan program Bakti pada Guru itu ditujukan membantu guru memahami berbagai perilaku sebagai pendidik maupun orang sekitar terkait tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya. “Target kami ada 1.000 guru yang tercakup program ini. Kami bersama Undip akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat. Tahap awal, akan berlangsung di Jakarta, 11-13 September mendatang,” katanya.

Dekan Fakultas Psikologi Undip Hastaning Sakti menjelaskan program Bakti Pada Guru yang ditawarkan kampus di Semarang kepada LKP itu dilakukan menggunakan model psychoeducation sebagai pendekatan untuk membentuk karakter guru sebagai pendidik yang ideal. “Guru bisa menjadi sosok yang inspiratif, berdedikasi, berempati, berkualifikasi diri, berakhlak luhur, dan sebagainya. Supaya guru bisa lebih optimal menjalankan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar,” katanya.

Ia mengatakan guru SMP dan sekolah sederajat dipilih sebagai sasaran program itu karena secara psikologis jenjang SMP merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa, atau bisa dikatakan dewasa awal. “Kalau dikatakan usia SMP sudah gede juga belum, tetapi disebut anak kecil juga sudah enggak kecil lagi. Ini masa peralihan jadi memang cenderung paling susah mendidik anak di usia-usia SMP,” katanya.

Selain itu, kata dia, masih banyak di daerah pedesaan yang menerapkan program Wajib Belajar (Wajar) 9 Tahun, yakni hingga SMP dan sederajat, berbeda dengan perkotaan yang sudah sampai pendidikan SMA. “Dengan pendekatan psychoeducation, guru akan diajak memahami berbagai model perilaku peserta didik di usia itu. Jadi, bagaimana mereka [guru] bisa senang dulu. Jadi, tidak kemudian merasa digurui,” katanya.

Sementara itu, Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama menyambut baik kerja sama LKP yang dijalin dengan Fakultas Psikologi Undip untuk program Bakti pada Guru sebagai wujud komitmennya terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. “Peran guru memang sentral. Saya jadi ingat ketika Jepang dibom atom Sekutu, Kaisar Hirohito pertama kali tidak bertanya berapa jumlah korban, melainkan berapa guru yang tersisa?” papar Guru Besar Fakultas Hukum Undip itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.

Di Indonesia, kata dia, guru sekarang ini sudah lebih terjamin kesejahteraannya dengan adanya sertifikasi, tetapi di sisi lain juga kerap menghadapi persoalan hukum dalam kaitan tugasnya sebagai pendidik. “Menghadapi murid bandel, guru kerap kebingungan karena salah sedikit bisa berurusan dengan polisi. Tingkat stresnya tinggi. Guru tidak bisa sekadar dianggap pekerjaan, melainkan panggilan hati,” pungkas pendidik yang beberapa lalu juga tercatat mengkriminalisasi mahasiswanya yang hendak menggelar kegiatan peringatan Hari Kebangkitan Nasional itu.

[Baca juga Undip Klasifikasikan Penempelan Poster Garuda Ku Kafir Pelanggaran Serius]

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya