SOLOPOS.COM - Fadli Zon berfoto selfie dengan wanita pendukung calon presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di New York, Kamis (3/9/2015) . (JIBI/Solopos/Reuters)

Kampanye Donald Trump yang diwarnai munculnya Setya Novanto dan Fadli Zon, terus menjadi kontroversi.

Solopos.com, JAKARTA — Pertemuan antara Setya Novanto dan Fadli Zon dengan Donald Trump diketahui juga diwarnai deal bisnis antara Hary Tanoe dengan taipan AS itu. Sejumlah kalangan merasa berang dengan sikap pimpinan DPR tersebut dan menuding mereka memanfaatkan jabatan untuk memuluskan kepentingan bisnis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Deal bisnis itu menunjukkan bahwa ada penumpang gelap dalam kunjungan mereka,” kata anggota Komisi III dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan.

Deal tersebut, paparnya, menguatkan dugaan adanya penyalahgunaan wewenang konstitusi yang seharusnya diemban luhur oleh Setya Novanto dan Fadli Zon. “Mereka berdua itu kan simbol negara. Masak didatangkan untuk kepentingan untuk memuluskan bisnis,” katanya.

Ketua Setara Institute, Hendardi, mengatakan kunjungan yang membuahkan deal bisnis tersebut sangat tidak etis. “Meski tidak melanggar aturan, harusnya Setya dan Fadli seharusnya bisa memberikan contoh ke anggota DPR tentang bagaimana kunjungan kerja yang baik dan sesuai dengan aturan.”

Sementara itu, Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah menegaskan tidak ada yang dilanggar oleh setya dan fadli. “Pertemuan itu pertemuan biasa dan jangan dikaitkan keduanya dengan bisnis Hary Tanoe,” katanya.

Soal inisiasi pertemuan oleh Hary Tanoe, Fahri Hamzah mengklaim tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sering datang dalam penandatanganan. Misalnya saat perusahaan milik Hendropriyono yang menjalin kerja sama dengan Proton, Malaysia. “Memang, itu wewenang eksekutif. Tapi, DPR sebagai legislatif juga punya wewenang itu.”

Saat ini, polemik pertemuan pimpinan DPR dengan Donald Trump yang diinisiasi Hary Tanoe tersebut sedang ditangani intensif oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). “Sembari menunggu Setya dan Fadli pulang ke Tanah Air, MKD sudah siapkan sanksi untuk mereka,” kata Wakil Ketua MKD, Junimart Girsang.

Dalam dokumen pernyataan deal tersebut, CEO MNC Group, Hary Tanoe mengatakan pihaknya akan mereposisi dan menjadikan kawasan Lido menjadi kebanggaan Indonesia. “Kawasan tersbut akan terintegrasi dengan tol Bocimi yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan.”

Selain resor dan lapangan golf, di dalam kawasan itu akan juga dibangun Theme Park pertama di Indonesia dengan standar internasional, yang pengerjaannya akan melibatkan perusahaan dari Los Angeles. Seperti diketahui, pengembangan lahan bekas milik Grup Bakrie itu ditaksir membutuhkan Rp20 triliun.

Executive Vice President of Development and Acquisitions of The Trump Organization, Donald Trump Jr., mengatakan pihaknya menyambut gembira kesepakatan ini. “Kesepakatan ini sekaligus menunjukkan komitmen kami untuk terus memberikan layanan terbaik di kawasan penting di seluruh dunia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya