SOLOPOS.COM - Pekerja menjemur gabah di salah satu usaha penggilingan padi di Kecamatan Ceper, Klaten, Rabu (1/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Usaha penggilingan gabah skala kecil di Klaten saat ini disebut-sebut tengah meredup. Mereka kalah bersaing dengan pemodal besar dan beberapa kini berubah haluan dari semula jual beras hasil penggilingan jadi penjual gabah.

Fenomena pengusaha penggilingan beralih ke kegiatan usaha penjualan gabah diakui salah satu pengusaha penggilingan padi di Klaten sekaligus pengurus DPP Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Joko Nur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kondisi itu terutama dialami pengusaha penggilingan beras skala kecil. Faktor yang memengaruhi fenomena itu di antaranya teknologi penggilingan serta tuntutan konsumen. Konsumen sekarang cenderung memilih beras berkualitas.

Sementara tempat usaha penggilingan skala kecil masih menggunakan mesin-mesin lawas yang sulit menghasilkan beras berkualitas bagus. “Untuk investasi mesin yang bagus itu membutuhkan modal besar. Mereka larinya menjual langsung gabah atau menjual bahan terutama beras pecah kulit,” kata Joko Nur saat dihubungi Solopos.com, Rabu sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Joko menjelaskan pengusaha penggilingan gabah bermodal besar di Klaten sudah menggunakan teknologi modern yang memanfaatkan energi listrik. Selain itu, usaha penggilingan beras bermodal besar kini tak lagi mengandalkan lantai jemur.

Mereka sudah memiliki mesin pengering gabah menggunakan bahan bakar sekam. Mesin-mesin penggilingan tradisional masih digerakkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Alhasil, penggunaan teknologi modern bertenaga listrik lebih efisien.

“Akhirnya yang kecil-kecil tidak bisa bersaing di produksi dan mesinnya sudah ketinggalan. Banyak penggilingan kecil yang tutup. Penggilingan menengah pun ada yang tutup meskipun tidak sebanyak yang kecil,” kata Joko yang juga menjadi Ketua Harian DPD Perpadi Jawa Tengah.

Agar tetap bertahan, para pengusaha penggilingan gabah di Klaten kini mau tidak mau harus memperbarui teknologi mesin giling mereka agar menghasilkan beras berkualitas bagus sesuai keinginan konsumen saat ini.

Salah satu pemilik usaha penggilingan gabah di wilayah Desa Meger, Kecamatan Ceper, Hasyim, 34, nmengataka selama tiga bulan terakhir banting setir berjualan gabah ke pabrik pengolahan beras.

Kemunculan Pabrik Pengolahan Beras

Hasyim mengatakan kondisi itu terjadi lantaran bermunculannya pabrik-pabrik pengolahan beras. “Selepan itu sekarang susah cari pasar. Sebagian besar yang menguasai pabrik yang berani beli [gabah petani] dengan harga tinggi,” kata Hasyim saat ditemui Solopos.com di tempat penggilingan berasnya, Rabu (1/2/2023).

Hasyim menambahkan selepan skala kecil akhirnya juga berusaha beli gabah dengan harga yang sama tinggi. Namun, karena modalnya kecil akhirnya kalah juga.

“Akhirnya, karena ketika hasil beli gabah dan diselep tidak gathuk [biaya produksi tinggi], pilihannya kini jual gabah ke pabrik. Itu sudah sekitar tiga bulan terakhir ini,” kata Hasyim.

Dengan kondisi itu, Hasyim mengakui usaha penggilingan gabah di Klaten kini terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja. Misalnya yang semula punya lima pekerja, kini tersisa dua pekerja.

Mesin selepan berhenti selama beberapa waktu terakhir. Usaha beralih menjual gabah ke pabrik. Dia mengakui teknologi pengolahan gabah menjadi beras yang digunakan pabrik sudah canggih.

Selain itu, mereka berani membeli gabah petani dengan harga tinggi. Pabrik-pabrik pengolahan padi berskala besar itu bermunculan seperti di wilayah Sragen, Ngawi, serta Magetan.

Harga gabah basah di sawah kini mencapai di atas Rp5.000/kg atau sekitar Rp5.200/kg hingga Rp5.300/kg. Sebelumnya, harga gabah basah di tingkat petani tidak sampai Rp4.000/kg.

“Berapa pun stoknya, pabrik siap menampung. Selain itu kualitas beras yang dihasilkan [pabrik] bagus,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya