SOLOPOS.COM - Slamet Hadi Santoso, 75, berada di rumhanya di Dusun Kadipaten RT 003/RW 002, Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jumat (16/10). Dia salah satu warga yang sembuh dari Covid-19. (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI - Slamet Hadi Santoso berhasil sembuh dari Covid-19 setelah menjalani karantina. Kakek asal Wonogiri berusia 75 tahun itu kini terus berusaha menjaga kesehatan agar tetap fit setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Slamet adalah warga Desa Jendi, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang positif Covid-19 pada akhir April 2020 lalu. Setelah menjalani karantina dan perawatan di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri, kakek 75 tahun tersebut diperbolehkan pulang pada 1 Mei karena dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Slamet tinggal sendiri di rumahnya. Namun, Slamet merasa sudah terbiasa menjalani hari-hari seperti itu karena karena sudah tak bersama istrinya sejak sangat lama. Empat anaknya berada di luar kota, seperti Karanganyar dan Jakarta.

Merasa Diusir PT KAI, Puluhan Penyewa Kios Deretan Stasiun Klaten Wadul ke DPRD

Slamet sangat bersyukur karena Tuhan masih memberinya kehidupan. Saat menjalani karantina dan perawatan di RSUD tak ada hal lain yang dia lakukan selain memasrahkan diri kepada Tuhan. Bahkan dia sudah siap menghadapi apa pun yang terjadi dengannya.

Sampai sekarang dia tetap berpasrah seraya terus beribadah, berdoa, dan tak memikirkan banyak hal agar pikiran selalu senang. “Dengan berpasrah diri hati menjadi tenang dan senang. Kalau kondisi badan sudah lemah seperti ini dan memikirkan yang macam-macam malah bisa memperparah kondisi,” ucap Slamet.

Meski pasrah bukan berarti Slamet melupakan ihtiar untuk sehat. Dia rajin berjemur saat pagi, beraktivitas ringan seperti menyapu halaman dan teras rumah, membersihkan area dalam rumah, dan lainnya. Saat beraktivitas di halaman dan teras dia selalu mamakai masker.

Dia juga membatasi mobilisasi di luar rumah agar tidak sering berinteraksi dengan orang. Slamet menyadari orang lanjut usia atau lansia seperti dirinya rentan tertular Covid-19 dari orang lain.

“Saya keluar rumah biasanya hanya saat mau membeli sayur. Itu pun enggak jauh dari rumah. Ketika berada di warung saya selalu menjaga jarak dan pakai masker,” ulas Slamet.

Uang Kiriman

Sejak tak bekerja dia memenuhi kebutuhan harian dari uang pemberian anaknya yang dikirim melalui transfer bank secara rutin. Uang itu dia belanjakan beras, mi instan, sayur mayur, alat mandi, dan lainnya. Sebulan lalu dia menggunakan uangnya untuk membeli tabung oksigen. Oksigen itu dia gunakan saat napasnya sesak. Ada dua orang yang juga sering memberinya makanan dan beras.

Slamet menceritakan, sebelum sakit dia setiap hari memulung rosok, seperti kardus, botol plastik bekas, sebagainya dari rumah ke rumah di sekitar dusunnya. Suatu hari dia kedatangan teman lamanya dari Jakarta. Temannya itu mengatakan sebelumnya sakit tetapi akhirnya sembuh. Slamet bersalaman dengannya.

Hendak Nyalip Tronton, Ambulans Sasak Truk di Jalan Solo-Purwodadi

Namun hingga kini dia tak mengetahui secara pasti tertular Covid-19 dari siapa. Suatu ketika sesak napasnya kambuh. Dia hanya mengobatinya dengan kerokan. Beberapa hari berlalu sesak napasnya semakin parah. Hingga akhirnya dia teriak meminta tolong.

Warga tak berani langsung mendekat karena saat itu kabar tentang Covid-19 sudah meluas. Ketua RT setempat, Legiman, lalu meminta petugas Puskesmas Selogiri segera datang. Slamet lalu dirawat di RSUD.

“Saya dirawat lima hari. Setelah itu boleh pulang. Di rumah saya sesak napas lagi, lalu dibawa ke RSUD lagi. Lalu dikasih tahu saya positif corona. Sepekan lebih saya dirawat sampai dinyatakan sembuh,” ujar Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya