SOLOPOS.COM - Darsono pemilik Kaiyacraft, kerajinan mahar. (Istimewa/Kaiyacraft)

Solopos.com, SOLO – Mahar atau pemberian wajib mempelai pria ke mempelai perempuan, biasanya berwujud uang. Kalau sekadar diserahkan uang tentu terlalu biasa, karena itu butuh perajin agar mahar menjadi berbeda dan berkesan.

Hal itu yang kemudian ditangkap sejumlah orang sebagai sebuah peluang usaha. Apabila dulu penataan mahar dilakukan keluarga, kini ada perajin mahar. Mereka siap mengubah pemberian wajib itu menjadi lebih indah dan tentu saja menjadi benda yang bakal dikenang selamanya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu perajin mahar, Darsono yang menamakan usahanya dengan Kaiyacraft, saat ini sudah banyak orang yang memanfaatkan jasa pembuat kerajinan mahar. Masing-masing perajin pun memiliki ciri khas, sehingga ini memudahkan mereka yang hendak menikah.

Kaiyacraft menurut Darsono, memiliki cirri khas mahar model scrap book. Yakni mahar berupa uang yang dibuat menjadi rangkaian bunga dengan tambahan sejumlah aksesori. Seperti foto calon pengantin dan hal-hal lain yang mempercantik tampilan mahar.

“Selain bunga bisa juga dibentuk menjadi mobil. Ada juga siluet wajah tapi menggunakan uang koin. Aturan Bank Indonesia yang melarang uang asli digunakan sebagai hiasan, disiasati dengan uang tiruan. Sedang uang aslinya ditaruh diamplop untuk diserahkan ke mempelai perempuan,” jelas Darsono.

Lagi, Petani Milenial di Pasuruan Sukses Bisnis Kopi

Selain scrap book, Darsono pun mengikuti perkembangan kerajinan mahar. Mengingat generasi milenial selalu ingin yang berbeda. Jadi ada model cutting acrylic dan plywood cutting dipandu dengan uang kertas dan koin.

Wedding Organizer

Darsono memilih resign dari pekerjaan di sebuah perusaah kontraktor pada akhir 2016 demi fokus dengan kerajinan mahar. “Jadi yang mengawali usaha ini adalah istri saya, Lisyani yang saya nikahi pada 2015,” ujarnya.

Selain ingin dekat dengan keluarga, karena usaha ini cukup menjanjikan. Saat kondisi normal bisa melayani 20-30 mahar. Namun saat pandemi turun jadi 10 pesanan saja.

“Beruntung saya juga melayani pembuatan kado on frame yang ternyata cukup laku. Karena bisa untuk ucapan ulang tahun, wisuda dan lainnya. Semoga pandemi Covid-19 bisa segera berlalu,” tutur Darsono kepada Solopos.com, Jumat (9/10/2020).

Kunci Hidup Bahagia, Kenali 6 Poin Utama Mengenal Diri Sendiri

Mahar plywood. (Istimewa/Kaiyacraft)

Untuk pemasaran, Darsono yang bertempat tinggal di Gondang, Desa Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar ini mengaku mengandalkan media sosial. Terutama Instagram, karena pengguna Instagram usianya muda dan mereka yang hendak menikah. Instagram: @kaiyacraft, untuk kado on frame Instagram : @kadocantiksolo.

“Untuk harga kerajinan mahar buatan Kaiyacraft mulai Rp375.000 hingga Rp1 juta. Saat normal, satu bulannya bisa mengantoni keuntungan Rp5 juta,” kata Darsono.

Kini Darsono terus mengembangkan usahanya. Salah satunya dengan mengikuti UMKM Expo yang diselenggarakan Solopos dan Bank Indonesia. Banyak manfaat yang didapatkannya, sehingga ingin ada kelanjutan program itu.

“Dari UMKM Expo saya belajar administrasi keuangan, cara membuat foto-foto menarik untuk diunggah di Instagram. Juga ada ilmu kapan waktu potensial untuk mengunggah karya. Semoga usaha saya bisa semakin maju, karena saya ingin punya wedding organizer [WO],” imbuhnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya