SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah sakit. (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Kepala Desa Kepek, Bambang Setiawan, mencurahkan isi hati atau curhat kala dia membawa anaknya yang mengalami sesak nafas ke rumah sakit dan ditolak Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Wonosari.

Curhat Kades Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DIY itu dia unggah ke medis sosial dan diunggah ulang oleh kaun lain. Salah satunya, pemilik akun Facebook Putra Putri Handayani. Pemilik akun itu mengunggah ulang keluhan Kades Kepek pada grup Facebook Berita Gunungkidul.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Baca Juga : Ombudsman Temukan Pasien Telantar di RSUD Wonosari

Kurang lebih begini isinya:

“Kepada Direktur RSUD Wonosari ….. Malam ini sekitar pukul 22.00 WIB… Saya selaku warga Gunungkidul bangga dengan RSUD.. Apalagi rumah kami hanya terbatas jalan… Merasakan sakit yang amat sakit… Anak saya yang kesakitan.. Sesak napas langsung saya bawa ke IGD diantar bbrp warga… Begitu masuk ditanya Dokter jaga.. Saya jawab sesak napas.. Dokter jaga dan rekannya sempat dialog.. Dan bilang silahkan cari poliklinik atau RS yang lain… Padahal saya ke IGD itu dalam rangka ingin tahu sesak napas anak saya itu karena apa.. Atau karena anak saya juga punya kormobit asma.. Atau yang lain… Perawat sudah mau nyiapkan kursi roda buat anak saya.. Tapi kenapa dokter jaga suruh pindah ke RS lain atau poliklinik..????… Dengan rasa heran campur ngelus dada… Saya pindah ke RS yang lain…..Alhamdulillah di RS yang lain anak saya diperiksa.. Dilayani dg baik….kepada Direktur RSUD mohon suara kami ini.. Ada pencerahan bagi semua… Apapun sikap.. Dan pelayanan Dokter malam ini… Saya tetap sayang.. Saya cinta.. Dan Bangga dengan RSUD Wonosari.., Hormat kami.”

Baca Juga : Gunungkidul Selalu Kekurangan Tenaga Kesehatan

Kades Kepek, Bambang Setiawan, pada Kamis (3/3/2022) malam membawa anaknya ke IGD RSUD Wonosari karena mengalami sesak nafas. Namun, ia mengaku tidak mendapatkan pelayanan dari dokter IGD.

“Anak mengalami sesak nafas karena memiliki riwayat asma, tapi saat datang ke IGD malah diminta ke rumah sakit lain. Yang lebih mengherankan lagi, ada perawat yang sudah mengambil kursi roda, tapi dokter jaga malah berkata seperti itu [meminta periksa ke rumah sakit lain],” kata Bambang, Jumat (4/3/2022).

Dia mengaku tidak mengetahui alasan dokter jaga IGD RSUD Wonosari menolak merawat anaknya malam itu. Bambang pun tidak mau berdebat sehingga memilih memeriksakan anaknya ke rumah sakit lain. “Ini untuk keselamatan nyawa jadi saya pergi untuk berobat ke yang lain. Saya bersyukur, kondisi anak saya juga sudah membaik,” katanya.

Baca Juga : Kronologi Kadus di Gunungkidul Ditembak Warga yang Ngaku Dapat Bisikan Gaib

Permintaan Maaf

Meski demikian, Bambang mengaku kecewa dengan pelayanan IGD RSUD Wonosari. Ia berharap kejadian ini tidak terulang kembali dan RSUD Wonosari bisa meningkatkan pelayanan. “Saya juga sempat menulis pengalaman ini di Facebook. Tapi, ini lebih sebagai bentuk kecintaan agar pelayanan bisa lebih baik dan tidak ada penolakan pasien,” tutur dia.

Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati, mengatakan sudah mendengar keluhan yang disuarakan Kades Kepek tentang layanan di IGD. Ia mengaku sudah melakukan klarifikasi berkaitan dengan masalah ini. “Tadi pagi langsung kami kumpulkan seluruh petugas dan dokter jaga yang bertugas semalam,” jelas dia.

Baca Juga : 6 dari 10 Warga Sebut Kesehatan Mereka Kurang Ideal

Menurut dia permasalahan muncul karena komunikasi yang kurang baik sehingga terjadi hal tersebut. “Sebenarnya bukan ditolak, tapi berhubung di masa pandemi maka calon pasien harus menjalani tes antigen terlebih dahulu,” tutur Heru.

Namun, Heru tidak menampik ada seorang dokter magang yang menyarankan pasien pindah ke klinik atau rumah sakit lain apabila ingin mendapatkan perawatan yang lebih cepat.

Baca Juga : JAMINAN KESEHATAN WARGA MISKIN : Dikin Bingung dengan Pelayanan di RSUD Wonosari

“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan ini. Kami juga sudah memberikan pembinaan berkaitan dengan pola komunikasi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian,” ujar dia.

Heru menjelaskan pihak rumah sakit akan berupaya melakukan investigasi terkait kasus tersebut. Terkait sanksi, ia menjelaskan bahwa pihak rumah sakit akan memberikan sanksi sesuai aturan yang berlaku. “Kami kaji terlebih dahulu yang jelas akan ada pembinaan lebih lanjut.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya