SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian BUMN telah menunjuk Dirut PT Semen Indonesia, Dwi Soetjipto, sebagai Direktur Utama (Dirut) baru Pertamian masa jabatan 2014-2019. Namun, penunjukan Dwi Soetjipto disambut keraguan yang datang dari internal PT Pertamina.

Presiden Serikat Pekerja Pertamina Bersatu menegaskan Presiden Jokowi agar cermat dalam menentukan Dirut Pertamina dari kalangan eksternal yang dianggap tidak mengetahui sektor migas seperti Dwi Soetjipto.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pakai logika saja, produksi semen dan migas itu berbeda. Sektor migas itu lebih rumit, jauh sekali dibandingkan dengan mengurusi semen. Kandidat Dirut Pertamina dari internal lebih banyak dan bagus,” ujar Presiden Serikat Pekerja Pertamina, Ugan Gandar, melalui keterangan resminya, Kamis (27/11/2014).

Menurutnya, pengalaman yang dimiliki Dwi Soetjipto di Semen Indonesia tidak sebanding dengan sektor migas. Persoalan di Pertamina bukan semata-mata masalah keuangan. “Tugas penting Dirut Pertamina adalaj meningkatkan lifting minyak, membenahi sektor hulu dan hilir, berjuang untuk membangun kilang, memperbaiki bisnis kapal minyak dan tanker,” jelasnya.

Dirinya meragukan kemampuan Dwi Soetjipto melawan intervensi karena itu bukanlah hal yang ringan. Sektor minyak ini satu-satunya penghasil terbesar pendapatan negara. Maka maklum jika posisi penting di sektor migas banyak dipolitisi oleh kepentingan kelompok tertentu.

Dengan penunjukan Dwi Soetjipto menjadi Dirut Pertamina, dirinya yakin Pertamina akan menuju kehancuran. Ugan Gandar yakin Pertamina bakal di privatisasi, lifting minyak bakal menurun, dan timbul gejolak dalam internal Pertamina.

“Kami siap melakukan dan menggerakkan aksi massa turun ke jalan jika dirut pertamina bukanlah orang yang ahli di sektor migas, apalagi Dirut Semen,” pungkasnya.

Ahli Geologi dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari menyayangkan jika Menteri Rini Soemarno memilih Dirut Pertamina dari kalangan eksternal yang tidak mengetahui latar belakang migas. “Kandidat Dirut Pertamina dengan latar belakang keuangan hanya akan mementingkan sisi keuangan saja. Dia tidak pasti tidak mengetahui bagaimana meningkatkan lifting, mencari cadangan minyak dan membangun kilang,” ujarnya.

Pasalnya, dengan meningkatnya konsumsi minyak dalam negeri yang dibutuhkan adalah peningkatkan lifting dan pembuatan kilang baru, bukan hanya masalah akuntansi belaka.

“Yang paling utama adalah mengembalikan kepercayaan investor dan masyarakat terkait posisi kredibilitas yang dicari, yaitu dirut Pertamina yang ahli di sektor migas, jujur, berani melawan intervensi kepentingan tertentu dan berani melawan tindak korupsi” tegasnya.

Namun seorang sumber di Kementerian BUMN mengatakan Dwi Soetjipto memiliki nilai tertinggi dalam proses assesment atau penempatan jabatan. Dwi sejak tahun 2005 sudah menjabat Direktur Utama PT Semen Gresik, kemudian pada awal tahun 2013 PT Semen Gersik Persero resmi bertranformasi menjadi PT Semen Indonesia.

Komposisi direksi baru di perusahaan migas negara tersebut dikabarkan akan diisi tiga orang dari dalam Pertamina dan tiga orang dari independen eksternal. Sesuai dengan ketentuan, tenggat waktu penetapan Dirut Pertamina jatuh pada 30 November 2014, setelah ditinggalkan Karen Agustiawan pada 1 Oktober 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya