SOLOPOS.COM - Cak Priyo Aljabar. (Istimewa)

Priyo adalah seorang komedian yang cerdas lantaran mampu menyajikan materi dan informasi segar sekaligus aktual.

Solopos.com, SURABAYA – Pelawak khas Surabayaan, Priyo Aljabar, meninggal dunia di usia 52 tahun akibat kanker jaringan lemak (liposarkoma) yang dideritanya setahun terakhir ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya mendapat kabar Cak Priyo meninggal dunia pada sekitar pukul 21.12 tadi malam,” ujar Suko Widodo, sahabat Priyo Aljabar, seperti diberitakan Antara, Minggu (28/5/2017).

Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga (Unair) itu menjadi karib Priyo Aljabar saat memandu acara Cangkrukan di salah satu televisi swasta lokal di Surabaya periode 2002 — 2009.

Sejak itu hubungan keduanya berlanjut, di antaranya turut menggagas forum dialog bulanan Bangbang Wetan di Surabaya yang menghadirkan pembicara budayawan Emha Ainun Nadjib, yang terus berlangsung hingga sekarang.

“Dalam seminggu terakhir kondisinya memang dikabarkan terus memburuk,” ujar Suko.

Dia mengenang Priyo adalah seorang komedian yang cerdas lantaran mampu menyajikan materi dan informasi segar sekaligus aktual. “Tampaknya dia tak pernah berhenti membaca buku, karena itu lawakan-lawakannya selalu segar dan kekinian,” katanya.

Di setiap lawakannya, ia menilai, Cak Priyo selalu membela masyarakat yang termarjinalkan dengan cara yang cerdas. “Jarang ada komedian yang seperti beliau,” ucapnya.

Karir komedi Priyo berawal dari grup lawak Galajapo yang dirintis sejak awal 1980 bersama almarhum Lutfi dan Muhammad Cheng Hoo Djadi Galajapo.

Sepeninggal Priyo, komedian Djadi mengemukakan bahwa kini dirinya merasa sendirian, setelah Lutfi terlebih dahulu tutup usia akibat kecelakaan lalu lintas pada 2016.

Bagi Djadi, Priyo adalah motor Galajapo. “Dia seorang kutu buku yang membuat lawakan kami menjadi lebih hidup,” katanya.

Atas kecerdasannya itu pula, menurut Djadi, karir Priyo di dunia hiburan sempat moncer di Jakarta saat rutin mengisi acara Ludruk Humor di sebuah salah satu stasiun televisi pada awal 2000-an.

“Sejak ditinggal Priyo ke Jakarta, Grup Galajapo jadi vakum. Sekarang dia meninggalkan kita untuk selamanya,” katanya.

Menurut Suko, jenazah Priyo rencananya akan dikebumikan di pemakaman umum tak jauh dari rumahnya di Desa Pucang Jenggolo, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Minggu dini hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya