SOLOPOS.COM - Anies Baswedan (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kabar duka terkait wafatnya penggubah lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Sartono, menjadi perhatian juga Mendikbud Anies Baswedan yang kementeriannya memaksa dan mengancam Sartono mengganti judul dan lirik lagu karangannya semasa hidup.

Madiunpos.com, JAKARTA — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menyatakan duka cita yang mendalam atas wafatnya pencipta lagu Hymne Guru, Sartono, di RSUD Kota Madiun, Minggu (1/11/2015). Kementerian Pendidikan yang kini dipimpin Anis Baswedan itulah yang memaksa Sartono mengubah judul dan lirik lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Lagu Hymne Guru yang diciptakan mendiang Sartono telah menginspirasi banyak orang untuk memuliakan guru,” ujar Anis Baswedan sebagaimana dipublikasikan Kantor Berita Antara, Senin (2/10/2015). Antara dalam laporannya sama sekali tak menyinggung pemaksaan kementerian Anis Baswedan atas lagu yang kini berjudul Hymne Guru: Pahlawan Pembangun Insan Cendikia itu.

Anies Baswedan hanya menegaskan Sartono dengan lagu gubahannya, yakni Hymne Guru, membuat banyak orang terinspirasi untuk tidak saja menghormati pada guru tetapi juga memuliakannya. “Kita semua kehilangan beliau. Saya menyampaikan duka cita yang mendalam, semoga jasa dan amal almarhum dicatat sebagai amal kebaikan oleh Tuhan,” tambah dia.

Sartono meninggal pada usia 79 tahun di RSUD Madiun sekitar pukul 12.40 WIB karena mengalami komplikasi penyakit jantung, kencing manis, penyumbatan pembuluh darah di otak, bahkan sempat pula mengalami stroke. Saat Sartono masuk rumah sakit, Mendikbud Anies Baswedan yang sedang berada di Jambi dan Palembang dalam kunjungan ke sekolah-sekolah di daerah terpapar kabut asap, mengutus Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbud Daryanto untuk membesuk dan membantu keluarga. Irjen Kemendikbud Daryanto membesuk Sartono di RSUD Madiun, Sabtu.

Istri Sartono, Ignatia Damijati, menuturkan Sartono mulai menunjukkan tanda-tanda sakit sejak dua pekan lalu. Saat itu, suaminya tidak mau makan dan merasakan sakit pada lengan kirinya. Dua hari sebelumnya, Sartono terjatuh dari ranjang tempat tidur.

Sejak Jumat (30/10/2015), ia mengalami koma, hingga refleks nyeri, kedipan mata serta komunikasi pada organ tubuh tidak lagi bisa dilakukan. Sartono juga tidak bisa makan atau minum, sehingga pihak RSUD Madiun memasukkan nutrisi langsung ke perut pasien dengan menggunakan slang.

Pemaksaan Kementerian Pendidikan

Partitur lagu Hymne Guru cetakan pertama tahun 1980. Foto diambil Senin (2/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Partitur lagu Hymne Guru cetakan pertama tahun 1980. Foto diambil Senin (2/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Partitur lagu Hymne Guru yang diganti judul dan liriknya pada 2007. Foto diambil Senin (2/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Partitur lagu Hymne Guru yang diganti judul dan liriknya pada 2007. Foto diambil Senin (2/11/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Sartono dan istrinya tinggal di Jl. Halmahera, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun. Lagu Hymne Guru ditetapkan pemerintah sebagai lagu wajib nasional pada 1980. Bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional pada 1980, Sartono mengikuti lomba mencipta lagu tentang pendidikan. Dari ratusan peserta, lagu Hymne Guru: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa ciptaannya berhasil menjadi pemenang.

Kementerian Pendidikan yang kini dipimpin Anis Baswedan itu punya sejarah kelam atas lagu tersebut. Dengan alasan nasib guru telah sejahtera, tahun 2007, Kementerian Pemdidikan di bawah pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memaksa Sartono menyetujui perubahan lirik lagu Hymne Guru. Sartono harus menandatangani partitur baru lagu Hymne Guru yang telah diganti judul dan liriknya oleh Kementerian Pendidikan.

Jika Sartono tak setuju lagu ciptaannya diubah menjadi Hymne Guru: Pahlawan Pembangun Insan Cendikia, Kementerian Pendidikan mengancam tak lagi menggunakan lagu ciptaan Sartono sebagai lagu wajib nasional. “Bapak saat itu hanya diam saja. Tapi tetap merasa tertekan. Bapak diancam, apabila tidak mau tanda tangan, lagu wajib guru akan diganti, tidak lagi Hymne Guru ciptaannya. Bapak jelas emoh jika karyanya tidak lagi dinyanyikan,” ungkap Ignatia Damijati kepada Madiunpos.com.

Selain lagu Hymne Guru, Sartono juga menciptakan delapan lagu bertema pendidikan lainnya. Perhatiannya terhadap dunia pendidikan membuahkan penghargaan pada 2000 dari Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) saat itu, Yahya Muhaimin. Kemudian pada 2005, penghargaan juga diberikan Bambang Soedibyo saat menjabat sebagai Mendiknas.

 

KLIK DI SINI untuk Kisah Lain Sartono
 Kisah Haru Ide Lagu Himne Guru
– Motor Tua Pencipta Himne Guru
– Rela Jual Baju Bekas demi Berkarya
– Guru Sejahtera, Lirik Diminta Diubah 
– Melarat Sampai Tak Punya Alat Musik
– Hari-Hari Senja Pencipta Himne Guru
– Sering Mengulang Pembicaraan, Mengapa?
– Belum Punya Momongan, Ini Penjelasan Istri
– Idolakan Titik Puspa dan Waldjinah
– Tiada setelah 3 Hari Koma
Duka di ICU Pencipta Hymne Guru
Hari-Hari Akhir Pencipta Lagu Hymne Guru
– Warga Madiun Nyanyikan Hymne Guru
Begini Gubah Paksa Lirik Hymne Guru

Guru Silih Berganti ke Rumah Duka

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya