SOLOPOS.COM - Ikke Nurjanah (Liputan6.com)

Kabar artis Ikke Nurjanah menjadi dosen tamu di Pittsburgh University, Amerika Serikat.

Solopos.com, PITTSBURGH — Penyanyi dangdut Ikke Nurjanah akan menjadi dosen tamu di Pittsburgh University, Amerika Serikat, untuk kali kedua. Ikke, kali pertama datang ke universitas itu enam tahun silam, akan berbicara tentang sejarah dan perkembangan dangdut di hadapan mahasiswa jurusan Departemen Musik Etnik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan itu merupakan bagian dari rangkaian program budaya Amerika Terlena Dangdut 2016 pada 1-15 September dengan Ikke mempromosikan genre musik yang membesarkan namanya di Tanah Air.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya juga akan mengadakan bedah buku Diary Dangdut Ikke Nurjanah di dalamnya ada juga cerita tentang perjalanan saya enam tahun lalu ke Amerika, apa yang saya dapat dari sana,” kata Ikke, seperti dikutip dari Antara, Jumat (19/8/2016).

Ikke akan menggelar diskusi buku itu di salah satu perpustakaan tertua dunia Library of Congress, Washington D.C, juga Smithsonian Folkway yang merupakan recording label khusus lagu etnik dan lagu rakyat penjuru dunia.

Ikke akan mengunjungi tiga kota, yakni Washington D.C, Philadephia dan New York. Program yang diadakan berkat kerja sama dengan Sireedee Entertainment dan didukung Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) itu merupakan kelanjutan dari lawatan Ikke enam tahun silam.

Ikke mengenang kali pertama mempromosikan dangdut di Amerika Serikat penuh dengan kejutan ketika ia mengetahui musik itu diapresiasi juga oleh bangsa asing. Saat presentasi di  “Saat di negeri sendiri masih berjuang, di negara yang jauh diapresiasi, rasanya bonus,” imbuh pemilik nama asli Hartini Erpi Nurjanah itu.

Sebagai bagian sosialisasi, Ikke rencananya akan mengajak musisi jalanan untuk mengamen membawakan lagu dangdut di Times Square, New York, agar musik Indonesia itu didengar langsung oleh orang-orang di sana.

“Dangdut berpotensi dijadikan produk dunia,” kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Ricky Pesik. Tentu harus ada strategi yang digodok agar musik dangdut bisa bersaing di kancah internasional.

“Bukan tidak mungkin bila dilakukan dengan cermat,” imbuh Ricky yang mengambil contoh Korea dengan K-pop dan Jamaika dengan musik reggae.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya