SOLOPOS.COM - Pekerja melakukan pemasangan rel untuk kereta cepat di depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (11/10/2021). PT KCIC mencatat, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung per minggu keempat September 2021 sudah mencapai 79 persen dengan memprioritaskan percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan progres akibat dampak dari COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Solopos.com, JAKARTA – Kereta cepat Jakarta-Bandung disebut sebagai proyek mubazir yang sampai kiamat pun tidak akan balik modal.

Menurut ekonom senior Faisal Basri, secara bisnis, proyek ini pun tidak menguntungkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, sebentar lagi rakyatlah yang akan membiayai proyek tersebut. Dia memprediksi tiket kereta cepat yang awalnya digadang-gadang Rp300.000 per orang pun bisa jadi membengkak ke Rp400.000.

“Sebentar lagi rakyat membayar kereta cepat. Barang kali nanti tiketnya Rp400.000 sekali jalan. Diperkirakan sampai kiamat pun tidak balik modal,” tegasnya dalam dialog bertajuk Covid-19 dan Ancaman Kebangkrutan Dunia Usaha, belum lama ini.

Pembengkakan

Detikcom pun mencoba melakukan perhitungan kasar mengenai kapan kereta cepat Jakarta-Bandung akan balik modal.

Saat ini modal kereta cepat mengalami pembengkakan, sampai saat ini perhitungan masih dilakukan dan belum ada angka pastinya berapa pembengkakan yang terjadi.

Meski belum ada angka pastinya, berdasarkan hitungan paling baru dari PT KAI total modal kereta cepat membengkak menjadi US$7,97 miliar atau sekitar Rp113 triliun.

Baca Juga: Faisal Basri Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Proyek Mubazir 

Tentunya karena ada pinjaman China jumlah modal bisa lebih besar karena ada hitungan bunga. Namun dalam simulasi ini hitungan bunga itu diabaikan dahulu.

Nah mari kita mulai hitung perkiraan waktu agar proyek ini bisa balik modal, dengan catatan hanya dari pendapatan tiket saja.

Perhitungan dimulai dari pendapatan harian kereta cepat. Dalam catatan Detikcom, kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki trainset yang mampu mengangkut 601 orang dalam keadaan penuh.

Baca Juga: Target Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung 

Dari kapasitas 601 orang, rencananya akan ada 18 seat alias tempat duduk untuk kelas VIP, kemudian ada 28 seat kelas first class.

Lalu untuk kelas second class jumlahnya mencapai 555 seat. Tentunya harga tiket dari tiap kelas berbeda, namun kita asumsikan semua kelas harga tiketnya sama.

Jika diasumsikan harga tiket sebesar Rp400.000 per orang sama dengan asumsi Faisal Basri.

Maka, sekali perjalanan dari Jakarta ke Bandung dengan kereta yang penuh, jumlah pendapatan dari tiket sebesar Rp240,4 juta. Angka tersebut didapat dari harga tiket Rp400.000 dikalikan 601 orang.

Kita beranjak ke pendapatan dalam sehari. Masih dari catatan pemberitaan Detikcom, sekali jalan kereta cepat menempuh waktu paling lama 45 menit.

Kemudian ditambahkan asumsi 15 menit untuk urusan naik turun penumpang di stasiun akhir dan awal. Maka sekali jalan kereta cepat kemungkinan butuh total waktu 60 menit alias 1 jam.

17 Jam Per Hari

Rencananya, setiap hari kereta cepat akan beroperasi selama 17 jam mulai dari pukul 05.00 hingga 22.00.

Dengan perhitungan tersebut, maka dapat disimpulkan dalam sehari kereta cepat dapat melakukan 17 kali perjalanan, baik Jakarta ke Bandung, maupun Bandung ke Jakarta.

Apabila satu perjalanannya pendapatan kereta cepat sebesar Rp240,4 juta maka bila ada 17 perjalanan dalam sehari kereta cepat Jakarta-Bandung mampu mendulang pendapatan sebesar Rp 4,08 miliar.

Kereta cepat diperkirakan akan beroperasi setiap hari dalam setahun tanpa hari libur. Artinya, kereta ini akan mondar mandir selama 365 hari.

Bila seharinya bisa mendulang pendapatan sebesar Rp4,08 miliar, dikalikan 365 hari, maka kira-kira dalam setahun kereta cepat memiliki pendapatan tiket sebesar Rp 1,49 triliun.

Dengan modal sebesar Rp 113 triliun dan pendapatan tahunan sekitar Rp1,49 triliun, maka kereta cepat Jakarta-Bandung butuh waktu kira-kira 75 tahunan untuk balik modal.



Hitungan tersebut merupakan hitungan asumsi kasar, serta belum memperhitungkan bunga pinjaman, biaya operasional, dan biaya-biaya lainnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya