SOLOPOS.COM - Dalem Joyokusuman, salah tempat karantina ODP Corona Solo. (Solopos/dok)

Solopos.com, SOLO -- Bupati dan Wali Kota di Soloraya berbeda jurus dalam menangani orang dalam pemantauan atau ODP virus corona di wilayahnya. Ada yang memilih tempat karantina khusus, ada pula yang tidak lantaran dirasa tak efektif hingga sangat berisiko.

Di Kota Solo, misalnya, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, memilih jurus tangani ODP corona dengan menyiapkan tiga rumah karantina yakni Grha Wisata Niaga, Dalem Joyokusuman, Dalem Priyosuhartan, Solo. Pembuatan rumah karantina itu bukan tanpa alasan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Maria Sharapova Sebar Nomor Telepon, Kamu Enggak Pengin Ngobrol?

"ODP sebagian karantina di sini karena tidak mampu karantina mandiri. Kriterianya rumah kecil dan keluarga besar. ODP tidak boleh dijenguk keluarga," kata Rudy, Minggu (5/4/2020).

Di rumah itu, ODP akan dikarantina selama 14 hari dengan penjagaan ketat personel TNI/Polri, Satpol PP, dan tenaga medis. Rumah karantina itu juga dilengkapi layanan petugas medis, psikolog, guru olahraga.

Bayar Rp26 Miliar, Ronaldinho Bebas dari Penjara

Jurus Pemkab Boyolali juga mengikuti langkah Solo dalam menangani ODP corona. Sebuah bangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Kemiri disulap menjadi rumah sakit darurat Covid-19.

Rumah sakit itu disiapkan untuk pasien ringan dan sedang. Jika ada pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut, ia akan dirujuk ke RSUD Pandan Arang Boyolali.

Sempat Terkendali, Kini Jepang Umumkan Darurat Corona

"Artinya kami tegaskan rumah sakit ini hanya untuk menangani pasien ringan dan sedang. Ini merupakan langkah kesiapsiagaan kami terkait pencegahan Covid-19,” ujar Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, Senin (6/4/2020).

Sementara itu, langkah berbeda ditempuh sejumlah kepala daerah salah satunya Bupati Wonogiri, Joko Sutopo alias Jekek. Jekek menolak membikin tempat karantina bagi ODP karena dianggap mirip tempat pengungsian.

Punya Rp1.800 Triliun, Orang Terkaya di Dunia Cuma Naik Mobil Rp21 Jutaan

"Karantina mandiri terbaik ya di rumah masing-masing. Kami tidak akan menggunakan semacam gedung, GOR, tempat pertemuan maupun tempat sejenis untuk mengumpulkan pemudik atau ODP. Ketika di rumah, imunitas diharapkan bertambah. Karena ada anggota keluarga yang memberikan dukungan," ujar Jekek kepada Detik.com, Selasa (7/4/2020).

Video Warga Italia Sujud Berjamaah Gara-Gara Corona Hoax! Ini Faktanya

Tak Ada Posko Karantina

Penolakan serupa soal tempat karantina khusus bagi ODP corona juga disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Menurut Yuni karantina di suatu tempat tertentu sangat berisiko jika tanpa persiapan matang.

Masa isolasi selama 14 hari artinya daerah memerlukan sedikitnya 14 lokasi berbeda untuk menampung pada ODP dari kelompok pemudik. Tidak mungkin, menurut Yuni, mencampurkan pemudik yang datang belakangan ke dalam tempat yang dihuni pemudik lebih dulu.

55.000 Orang Lebih Keluar dari Wuhan Setelah Lockdown Berakhir, Yakin Sehat?

"Berarti harus ada 14 tempat [karantina], dengan fasilitas yang baik. Bisa saja kita tempatkan di gedung SD misalnya, tidak ada TV, tidak ada kamar mandi yang layak. Justru akan membuat yang dikarantina stres. Coba dipikirkan, tidak hanya karantina macam daerah yang lain," tutur Yuni

Bupati Klaten Sri Mulyani juga memiliki pendapat sama dengan Jekek dan Yuni soal keenganan mendirikan tempat khusus karantina. Untuk sementara, karantina mandiri masih dilakukan di rumah masing-masing ODP.

Tiba di Karanganyar, Bupati Minta Pemudik Isi Pendataan Online

Pendapat Sri Mulyani itu dijelaskan lebih lanjut oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Klaten, Ronny Roekmito. Pendirian tempat khusus bagi pemudik untuk melakukan isolasi mandiri selama 14 hari sebelum sampai ke rumah tujuan itu justru dikhawatirkan menjadi tempat persebaran Covid-19.

"Kekhawatirannya tempat khusus itu menjadi sumber penularan baru. Karena juga tidak tahu kondisi satu per satu pemudik apakah mereka terjangkit atau tidak," kata Ronny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya