SOLOPOS.COM - ilustrasi (istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Jumlah unikorn Indonesia dibandingkan di negara China dan Amerikan bagaikan bumi dan langit. Keterlambatan pemangku kepentingan lokal dalam menyadari potensi industri perusahaan rintisan menjadi salah satu penyebabnya.

CEO MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan pengalaman investor lokal dalam berinvestasi di perusahaan rintisan Indonesia baru hadir pada 5 tahun terakhir. Hal ini menjadi salah satu penyebab Indonesia tertinggal dengan China dan Amerika Serikat .

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari sisi jumlah unikorn, Indonesia hanya memiliki 8 Unikorn, sedangkan China dan Amerika Serikat masing – masing memiliki lebih dari 100 unikorn.

“Dahulu hanya ada segelintir investor [Venture Capital/VC], dengan modal kecil, yang terfokus di sana, sedangkan Private Equity [PE], family office, dan corporate tidak ‘mengerti’ sektor ini,” kata Donald kepada Bisnis, Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: AS Izinkan Masuk Wisatawan dari 33 Negara, Indonesia Masuk Enggak Ya?

Hanya Berani Investasi Kecil

Donald menambahkan VC generasi pertama hanya dapat mengumpulkan sedikit uang, di bawah US$30 juta per VC, dan terutama dari individu yang juga belum berani main banyak di sini.

Akibatnya, kata Donald, VC hanya berani investasi kecil dan banyak membuka peluang bagi VC-VC regional untuk bergabung atau coinvest bersama, agar uang yang dihimpun cukup.

Saat ini VC mulai mengumpulkan dana dari institusi pendanaan global, dengan pendanaan generasi 2020 ke atas yang berukuran US$100 juta ke atas.

Donald mengatakan dengan kondisi tersebut VC mulai berpartisipasi pada pendanaan tahap lanjut perusahaan rintisan, dengan valuasi US$100 juta ke atas atau perusahaan-perusahaan yang siap melangkah menjadi unikorn.

“Yang juga perlu diketahui adalah, walaupun VC nya lokal dan mempunyai independensi lokal yang kuat, uang yang mereka salurkan banyak dari investor Internasional, dari USA, Eropa, dan Asia. Karena yang “kenal” asset class ini lebih investor internasional,” kata Donald.

Baca Juga: Catat! Syarat Masuk Pasar Klewer Solo Akan Pakai Aplikasi Peduli Lindungi

Dia membeberkan sebenarnya dana lokal yang banyak adalah yang terdapat di korporasi/konglomerat di Indonesia.

Dengan kerja sama yang terjalin antara VC dan korporasi muncul kesempatan untuk menumbuhkan alokasi dana yang bisa mendukung perusahaan rintisan.

MDI Ventures, ujar Donald, adalah suatu korporasi Venture Capital, di mana dana yang disalurkan adalah milik Telkom Indonesia.

“Setelah kami membuktikan kami bisa mengelola US$100 juta pertama kami di 2016-2020, Telkom bisa langsung memperbesar alokasi dananya 5x lipat [US$500 juta]” kata Donald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya