SOLOPOS.COM - Pengunjung melewati pintu masuk kawasan makam Sunan Pandanaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (28/3/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Peziarah Makam Sunan Pandanaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, merosot drastis pada bulan Ruwah tahun ini daripada sebelum pandemi Covid-19.

Selain itu, perayaan tradisi sadran juga sepi dari keriuhan. Salah satu penjaga loket Makam Sunan Pandanaran, Dwi Handoko, 52, mengatakan saban Ruwah, jumlah peziarah kompleks makam Sunan Pandanaran memasuki puncaknya.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Ribuan orang mendatangi makam tersebut saban harinya terutama saat akhir pekan tiba. Namun, kondisinya berbeda pada tahun ini meski kompleks makam Sunan Pandanaran buka lagi sekitar dua bulan lalu.

Baca Juga: Angin Kencang Sapu 2 Kecamatan Di Karanganyar, Pohon Tumbang Rusak Rumah dan Fasum

Ekspedisi Mudik 2024

Meski ada peningkatan jumlah peziarah memasuki bulan Ruwah, jumlahnya tak sebanyak seperti sebelum ada pandemi Covid-19. Kunjungan terbanyak ke kompleks Makam Sunan Pandanaran Klaten sekitar 800 orang per hari.

“Pengunjungnya berkurang banyak. Kisaran hanya ratusan orang pada akhir pekan. Sebelumnya bisa ribuan orang. Yang datang dari berbagai daerah terutama wilayah Jawa Timur,” jelas Handoko kepada Solopos.com, Minggu (28/3/2021).

Jumlah Bus

Handoko membandingkan jumlah bus yang terparkir di halaman kompleks makam. Sebelum ada pandemi, saban akhir pekan tiba pada bulan Ruwah lebih dari 20 bus pembawa rombongan peziarah terparkir. “Kalau sekarang paling di bawah 10 bus,” tuturnya.

Baca Juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Wonogiri Dibikin 3 Tahap?

Namun, suasana makam Sunan Pandanaran Klaten pada Ruwah tahun ini lebih mendingan ketimbang tahun lalu atau 2020. “Ruwah tahun kemarin itu makam Sunan Pandanaran tutup dari kunjungan wisata. Kalau tahun ini buka,” urainya.

Handoko juga menguraikan pada Ruwah tahun ini kompleks makam Sunan Pandanaran sepi kegiatan. Saban Ruwah warga biasanya merayakan Haul Sunan Pandanaran.

Rangkaian perayaan Haul itu kerap diisi kegiatan pengajian akbar, pentas wayang, hingga reog. Namun, rangkaian kegiatan itu tak digelar guna menghindari potensi terjadinya kerumunan.

Baca Juga: PPDB Solo 2021: Anak Berkebutuhan Khusus Harus Jalani Assessment Dulu

“Mulai dari awal Ruwah itu sudah ada rangkaian kegiatan. Tetapi untuk tahun ini sepertinya kegiatan ditiadakan. Karena juga kondisinya masih seperti ini,” jelas Handoko.

Protokol Kesehatan

Mengenai upaya mencegah persebaran Covid-19 di kompleks Makam Sunan Pandanaran, Klaten,, Handoko mengatakan selama ini protokol kesehatan ketat sudah diterapkan.

Protokol seperti 5M wajib bagi pengunjung, pedagang, pengelola, hingga seluruh orang yang berkegiatan di kompleks makam. “Kami tidak ingin makam menjadi klaster,” jelasnya.

Baca Juga: Sempat Hampir Kosong, Asrama Haji Donohudan Boyolali Terima 36 Pasien Baru Covid-19

Salah satu pengunjung kompleks Makam Sunan Pandanaran Klaten, Mahfud, 25, mengatakan datang bersama rombongan pondok pesantren dari Magelang.

“Datang ke sini tentu untuk ziarah. Ini merupakan akhirussanah dari pondok dan menjadi kegiatan rutin setiap akhir tahun [pelajaran]. Tetapi untuk tahun kemarin tidak. Baru diadakan lagi tahun ini dengan protokol kesehatan,” jelas Mahfud.

Sementara itu, Pemkab Klaten belum memutukan tradisi sadranan diizinkan digelar atau tidak. “Untuk sadran ditunggu besok Senin. Untuk padusan ditiadakan,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, di Kecamatan Jogonalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya