SOLOPOS.COM - Ilustrasi tembakau (Antara/Seno).

Solopos.com, JOGJA — Jumlah petani tembakau di Daerah Istimewa Yogyakarta menurun drastis dari tahun ke tahun. Penyebab utama dalam menurunnya jumlah petani tembakau ini karena alih fungsi lahan yang terjadi secara masif di wilayah DIY dalam beberapa tahun terakhir.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau DIY, Triyanto, mengatakan alih fungsi lahan pertanian ke sektor lain di DI Yogyakarta memang bukan isu baru. Lahan yang awalnya untuk pertanian kini berubah menjadi perumahan, pabrikan, dan beragam sektor industri lainnya. Kondisi ini terus terjadi selama beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah Kabupaten Sleman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi posisi saat ini lahan semakin sempit, maka dampaknya jumlah petani seperti petani tembakau juga menurun,” kata dia dalam diskusi dengan serikat pekerja rokok, Senin (8/8/2022).

Triyanto menyampaikan jumlah petani tembakau di DIY saat ini mencapai 15.000 orang. Sebanyak 5.000 petani di antaranya berada di wilayah Sleman. Jumlah itu menurun setiap tahun dengan rata-rata penurunan sekitar 5%.

Baca Juga: Dilarang Beroperasi, Pengusaha Skuter Listrik Ngadu ke Pemkot Jogja

Dia mencontohkan di kawasan Sleman bagian timur sebelumnya banyak ditanami tembakau, namun saat ini sudah beralih menjadi industri pabrik plastik hingga pabrik kayu lapis.

“Selain jumlah petani berkurang, lahan pertanian tembakau juga terus menurun setiap tahun. Bahkan penurunannya di angka 20% hingga 25%. Karena dialihfungsi jadi kawasan industri dan perumahan tadi,” ujar dia.

Selain itu, penyebab lain karena harga tembakau yang terus menurun. Bahkan rata-rata petani yang menanam tidak balik modal alias merugi. Berbeda dengan medio antara 2010 hingga 2012 harga tembakau bisa mencapai Rp300.000 per kilogram. Tetapi pada 2021 ini harga per kilogramnya hanya Rp70.000.

Baca Juga: Jembatan Dibangun, Jalan Simpang Jejeran Bantul Ditutup Total 5 Bulan

“Maka para petani ini beralih profesi juga dari sebelumnya menanam tembakau karena rugi, maka saat ini jadi ikut proyek seperti jadi pekerja kasar,” kata dia.

Ketua Forum Serikat Pekerja Rokok DIY, Waljid Budi Lestarianto, menambahkan kondisi penurunan itu tidak hanya terjadi pada petani namun juga pekerja pabrik rokok. Hal ini dipicu adanya kenaikan cukai sehingga pabrik memilih untuk mengurangi karyawan. Ia memperkirakan akan terjadi PHK buruh pabrik di DIY sekitar 1.200 orang akibat kenaikan cukai. Saat ini jumlah buruh rokok di DIY sekitar 5.000 orang.

“Karena berdasarkan adanya kenaikan cukai 10 persen ada 1.000 buruh rokok yang di-PHK, jadi kalau terus naik ya pekerja juga pasti menyusut. Selain adanya kampanye anti rokok, perda kawasan tanpa rokok. Ekosistem pertembakauan ini dalam kondisi kurang baik,” ujarnya.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul Alih Fungsi Lahan, Jumlah Petani Tembakau DIY Turun 5% per Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya