SOLOPOS.COM - Ilustrasi penduduk miskin. (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI—Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Boyolali bertambah sekitar 8.000 jiwa. Hal ini terlihat berdasarkan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial per Agustus 2021.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Boyolali, Ahmad Gojali, mengatakan bertambahnya 8.000-an penduduk miskin ini membuat total jumlah penduduk miskin di Kabupaten Susu menjadi 140.000-an. Sebelumnya, berdasarkan DTKS yang diterima per Oktober 2020, jumlah penduduk miskin di Boyolali mencapai 132.000 jiwa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami baru saja mendapatkan versi Agustus 2021, ada peningkatan 8.000-an di DTKS [Data Terpadu Kesejahteraan Sosial]. Semula 132.000 sekian menjadi 140.000 sekian,” kata Gojali, saat ditemui wartawan di Pendapa Alit Rumah Dinas Bupati Boyolali, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Kopi Lepen, Sensasi Wedangan Sambil Keceh di Boyolali

Data tersebut kemudian akan dilakukan verifikasi dan validasi di lapangan. Hal ini guna melihat seperti apa perubahan data penduduk miskin yang ada dibanding data sebelumnya. Verifikasi dan validasi ini akan diperbarui setiap bulannya.

“Mungkin nanti bisa memanfaatkan MCD [Monitoring Center for Development] karena langsung dari RT. Jadi bisa dipertanggung jawabkan,” ujar dia.

Tak hanya itu, ia juga belum mengetahui profil penduduk miskin yang masuk ke dalam DTKS. Data itu belum dipilah berdasarkan by name dan by address, termasuk apakah masuk ke dalam kelompok rentan seperti lansia, difabel dan lainnya.

Baca Juga: Polisi Sita 1.462 Botol Miras Milik IRT Muda di Jogonalan Klaten

“Kami belum bisa melihat BNBA [by name, by address] dari mana yang 8.000 ini. Data ini harus disandingkan dulu dengan yang Oktober 2020. Nanti baru terlihat dari mana saja penambahan yang 8.000 ini,” terang Gojali.

Hingga kini, program-program bantuan sosial kepada warga miskin masih terus berjalan seperti program keluarga harapan (PKH), bantuan sembako, Kartu Indonesia Sehat (KIS). Dinsos juga menyediakan bantuan jatah hidup (jadup) bagi warga yang menjalani isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19. Kini, permintaan bantuan jadup ini berkurang drastis mengingat Boyolali memasuki Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2.

“Sekarang melandai jadi anggaran bisa efisien. Permintaan jadup jauh berkurang karena Boyolali di Level 2 dibandingkan ledakan pada Juli-Agustus lalu,” ujar Gojali.

Baca Juga: Berenang Tanpa Khawatir Covid-19 Berlebihan di Umbul Ponggok

Data Badan Pusat Statistik Boyolali menunjukkan jumlah penduduk miskin Boyolali pada 2020 mencapai 101.000 jiwa dengan persentase 10 persen. Jumlah ini meningkat dibandingkan pada 2019 sebesar 94.000 jiwa dengan persentase 10 persen dari total populasi penduduk.

Sementara itu, garis kemiskinan terus naik dari 2019 sebesar Rp332.996 per kapita per bulan menjadi Rp347.520 per kapita per bulan pada 2020.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya