SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona atau Covid-19 di dunia. (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Kota Solo kembali ke zona merah atau risiko tinggi persebaran Covid-19 dengan jumlah kasus positif tertinggi di Soloraya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo masih mencatatkan tambahan tujuh kasus baru pada Rabu (29/7/2020). Tambahan tersebut membuat kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bengawan mencapai 257 orang, tertinggi se-Soloraya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lonjakan kasus selama dua pekan terakhir pada 12-26 Juli membuat Solo lagi-lagi masuk zona merah atau risiko tinggi. Ini pernah terjadi pada April lalu. Setelah itu, Solo pernah masuk kategori zona kuning atau risiko rendah.

Tips Bugar Achmad Purnomo Selama Pandemi Covid-19: Jaga Makan hingga Minum Jamu Buatan Istri

Namun, Kota Solo kemudian naik satu tingkat ke zona oranye atau risiko sedang sebelum akhirnya naik lagi menjadi zona risiko tinggi Covid-19. Hal itu tampak dalam grafik peta risiko yang ditampilkan di situs covid19.go.id pada Rabu (29/7/2020).

Zona merah merupakan wilayah dengan risiko penyebaran virus corona yang tinggi atau belum terkendali. Transmisi lokal sudah terjadi dengan cepat, wabah menyebar secara luas dan banyak klaster baru.

kota solo zona merah covid-19
Tangkapan layar peta zona risiko Covid-19 Kota Solo, Rabu (29/7/2020). (covid19.go.id)

Jika diperinci selama dua pekan terakhir, Solo mencatatkan temuan klaster kupat tahu, klaster nakes di beberapa rumah sakit, klaster kontak nakes, klaster Penumping-Karangasem, dan klaster warga Banyuanyar yang meninggal dunia.

Tak Hanya Jokowi, Gibran Juga Pesan Sapi Kurban Ke Peternak Asal Mranggen Sukoharjo

Hitungan risiko zona didasarkan indikator kesehatan masyarakat (IKM). Terdapat tiga indikator utama, yakni epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.

Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengakui ada lonjakan signifikan jumlah kasus positif terjadi dalam dua pekan terakhir yang membuat Kota Bengawan kembali ke zona merah.

Mayoritas Nakes dan Asimtomatik

Namun, jika ditilik dari kumulatif 257 kasus yang tercatat, 140 kasus atau lebih dari separuhnya disumbang dari klaster nakes. “Kasusnya memang banyak, tapi asimtomatik dan mayoritas nakes. Kesembuhan juga tinggi,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu malam.

Hasil Tes Swab Kontak Erat Wawali Solo Sudah Keluar, Wali Kota Rudy Negatif Corona!

Dari 257 kasus positif Covid-19 itu, yang aktif tinggal 46 orang dengan perincian 23 orang menjalani rawat inap dan 23 orang karantina mandiri.

Menyikapi masuknya kembali Kota Solo ke zona merah persebaran Covid-19, Gugus Tugas bakal menggelar koordinasi bersama kelurahan guna menekan persebaran kasus. Terlebih, menjelang Hari Raya Iduladha yang jamaknya disusul pembagian daging kurban.

Gugus Tugas mengimbau kelurahan mengetatkan protokol kesehatan. Masjid dilarang membagikan daging kurban di tempat, namun diimbau menyerahkan kepada yang berhak langsung dari rumah ke rumah.

Kader PKS Solo Kena Sentil Gara-Gara Pakai Baju Pendukung Gibran Saat Rapat di DPRD

Di sisi lain, tambahan kasus tujuh orang pada Rabu, lima di antaranya masih disumbang dari klaster nakes. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan perincian lima nakes itu empat di antaranya berasal dari RSUD dr Moewardi dan satu lainnya nakes RS daerah lain di Soloraya namun berdomisili di Solo.

“Dua sisanya adalah pasien suspek yang naik kelas menjadi kasus konfirmasi,” jelasnya saat dihubungi terpisah.

Ia meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Hal itu dikarenakan banyaknya kasus asimtomatik yang baru diketahui setelah hasil uji swab keluar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya