SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, KLATEN — Serangan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dinilai masih mengganas di tengah pandemi Covid-19 karena telah memakan sejumlah korban jiwa. Jumlah warga yang terjangkit DBD pada 2020 telah jauh melampui catatan sepanjang 2019.

Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Bidang P2PM Dinkes Klaten, Wahyuning Nugraheni, mengatakan jumlah kasus DBD di Klaten selama Januari 2020 hingga Oktober 2020 mencapai 368 kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari jumlah tersebut, sembilan orang meninggal dunia. Sebagian besar penyebab kematian karena keterlambatanan penanganan. Warga yang terserang DBD baru datang ke fasilitas pelayanan kesehatan saat kondisi dinilai sudah memburuk.

"Jumlah 368 kasus itu sudah melampaui total kasus di tahun 2019. Waktu itu [tahun 2019], jumlah kasusnya 320 dengan lima kasus kematian. Jumlah itu masih bisa bertambah karena bulan di 2020 masih berjalan [November dan Desember]," kata Wahyuning Nugraheni kepada Solopos.com, Senin (2/11/2020).

Pemkab Sragen Bakal Ikuti Jejak Pemprov Jateng dengan Menaikkan UMK 2021

Wahyuning Nugraheni mengatakan serangan DBD disebabkan beberapa hal, di antaranya faktor iklim atau cuaca. Di samping itu, terkait dengan kedisiplinan warga dalam melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Di tengah pandemi Covid-19, masyarakat tetap diminta menggalakkan PSN.

"Di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat jangan pernah lupa dengan PSN-nya. Jika memang sudah sakit, segera periksakan ke rumah sakit (RS). Enggak perlu takut datang ke fasilitas kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Sembilan kasus kematian karena DBD itu berawal dari keterlambatan penanganan karena warga baru datang ke RS ketika kondisinya sudah memburuk," katanya.

Kematian

Wahyuning Nugraheni mengatakan korban jiwa akibat DBD di Klaten dimulai saat awal masa pandemi, Maret 2020. Jumlah kasus kematian terus bertambah saat memasuki Mei 2020 dan beberapa bulan berikutnya.

"Tetap waspadai DBD di tengah pandemi Covid-19" katanya.

Demi Avatar 2, Kate Winslet Rela Tahan Napas Selama 7 Menit di Air

Hal senada dijelaskan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Klaten, Anggit Budiarto. Salah satu cara paling efektif guna mencegah sekaligus memberantas DBD adalah melakukan PSN secara rutin. Hal itu jauh lebih efektif dibandingkan melakukan fogging.

"Harus rutin PSN-nya," katanya.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, kasus kematian karena DBD mulai ditemukan di Klaten di pekan ke-10 2020. Selain pekan ke-10, kasus kematian berturut-turut terjadi di pekan ke-11, pekan ke-12, pekan ke-20, pejan ke-24, pekan ke-28, dan pekan ke-29.

Film Fast & Furious Bakal Tamat di Seri Ke-11

Kasus kematian karena DBD di Klaten ditemukan di Kayumas, Trucuk, Klaten Tengah, Ngawen, Kalikotes, Karangnongko, Ceper. "Meski berlangsung pandemi Covid-19, penyakit menular lain harus tetap diwaspadai. Hal itu termasuk DBD," kata Anggit Budiarto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya