SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggunaan kamera smartphone untuk profesional. (Istimewa/Ubergizmo)

Pendapatan operator selular dari tiap pengguna sedang lesu.

Solopos.com, JAKARTA — Tiga besar operator seluler nasional mengalami kelesuan pendapatan rata-rata tiap pengguna pada semester pertama 2017. Hal itu merupakan dampak perkembangan teknologi yang menggeser tren penggunaan layanan dari konvensional seperti suara dan pesan singkat menjadi layanan data.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan laporan keuangan PT Indosat Tbk yang terbit pada Rabu(9/8/2017) disebutkan, average revenue per user (ARPU) pada semester I/2017 merosot hingga 13,3% menjadi Rp22.500 dari perolehan ARPU pada periode yang sama 2016 yakni Rp26.000.

Padahal, jumlah pelanggan seluler pada periode yang sama meningkat 15,9 juta pelanggan menjadi 96,4 juta pelanggan. Kenaikan pelanggan diklaim sebagai hasil penawaran program-program pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup pelanggan dan penambahan jaringan telekomunikasi.

Direktur Utama Indosat Alexander Rusli menyampaikan jumlah pelanggan yang dilaporkan naik sehingga pembagi pendapatannya besar dan mengakibatkan nilai ARPU rendah. Dengan penjelasan tersebut, artinya tak ada tambahan signifikan dari hasil kenaikan jumlah pelanggan.

“Jumlah pelanggan naik, pembaginya besar, otomatis ARPU rendah. Itu karena waktu kuartal pertama validity simcard [masa berlaku kartu perdana] diperpanjang mengikuti pasar,” ujarnya kepada Bisnis/JIBI, Rabu (9/8/2017).

Kendati demikian, dia mengklaim terjadi pertumbuhan pengguna data secara organik seperti bulan-bulan sebelumnya. Menurut dia, pergeseran penggunaan layanan dari suara dan pesan singkat menjadi data internet dengan tarif lebih murah merupakan realitas yang tak bisa dihindari.

Ke depan, dia bertekad mendorong tarif layanan data lebih menguntungkan. Operator akan menaikkan harga dan menurunkan biaya dengan menerapkan strategis tertentu. “Yang jelas data harus lebih profitable. Jadi menaikkan harga, turun cost menjadi objective. Tinggal strateginya saja,” ungkapnya.

Secara rinci dijelaskan, trafik layanan pesan singkat (SMS) menyusut 36% menjadi 69 juta pesan dari semula 108 juta pesan singkat. Di sisi lain, trafik data melesat hingga 189% menjadi 456.453 terabyte (TB) dari semula hanya 157.628 TB.

Kenaikan jumlah trafik data ditopang dengan adanya tambahan pembangunan sebanyak 5.690 base transceiver station (BTS), dengan persentase 92% BTS berjaringan 3G dan 4G.

Meski ARPU menyusut, pendapatan semester pertama mengalami kenaikan 8,4% dari Rp13,94 triliun menjadi Rp15,11 triliun. Secara rinci, pendapatan seluler tercatat Rp12,58 triliun atau tumbuh 8,5% dari Rp11,59 triliun. Sementara pendapatan non-seluler meningkat 7,7% dari Rp2,3 triliun menjadi Rp2,5 triliun.

Di sisi lain, operator seluler PT XL Axiata Tbk. mengalami penurunan RPU sebesar 8% pada semester pertama 2017 menjadi Rp34.000 dari semula Rp37.000. Secara rinci disebutkan, pendapatan pelanggan pascabayar menyusut 3% dari Rp120.000 menjadi Rp116.000. Sementara itu, pendapatan dari pengguna kartu prabayar tercatat Rp33.000 atau merosot 8% dari semula Rp36.000

Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menyebutkan perluasan dan peningkatan kualitas layanan data mendorong peningkatan trafik layanan data hingga hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Khusus untuk trafik layanan 4G, tercatat peningkatan hingga 13x lipat dibandingkan semester pertama 2016.

Hingga akhir Juni 2017, jumlah pelanggan yang menggunakan ponsel pintar (smartphone) meningkat menjadi sekitar 67% dari total pelanggan. Sementara itu, pelanggan layanan XL 4G LTE juga tumbuh mencapai sekitar 40% dari total pelanggan.

PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) hanya mengalami pertumbuhan ARPU sebesar 0,5% pada semester pertama 2017 dan berada di kisaran angka Rp44.000. Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah menargetkan pertumbuhan omzet Telkomsel pada semester kedua 2017 setidaknya berada di atas pertumbuhan industri telekomunikasi. Pertumbuhan industri pada semester pertama diperkirakan berada di level 9%.

Dia mengakui kontribusi layanan suara terhadap pendapatan perseroan semakin lama akan menyusut, seiring peralihan pelanggan yang semula menggunakan layanan 2G melalui feature phone berubah menggunakan ponsel pintar (smartphone) dan memanfaatkan layanan 3G/4G. Kendati demikian, perseroan akan terus berupaya mempertahankan pelanggan 2G melalui paket-paket terbaru untuk layanan suara.

“Sampai saat ini, pelanggan Telkomsel yang menggunakan smartphone sekitar 52%, sisanya masih memakai layanan suara dan pesan singkat. Ke depan perlahan akan beralih, tapi kami pertahankan prosesnya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya