SOLOPOS.COM - Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng, Tri Susilarjo, mengecek rajangan daun talas beneng yang akan diekspor ke Australia di Depo Pemeriksaan dan Perlakuan Karantina Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Kamis (2/12/2021). (jatengprov.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Komoditas daun talas beneng dari Semarang, Jawa Tengah, berhasil menembus pasar ekspor luar negeri. Tumbuhan ini merupakan salah satu sumber daya nabati lokal yang dapat dimanfaatkan dalam penguatan ketahanan pangan melalui strategi diversifikasi pangan.

Beneng merupakan singkatan dari besar dan koneng (kuning). Daun talas kering ini dijual seharga Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram atau sekitar Rp20 juta per ton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Peluang Ekspor Hortikultura dan Kesejukan Berwisata di Umbul Pengging

Eskpos daun talas beneng di Jawa Tengah ini dilakukan di Depo Pemeriksaan dan Perlakuan Karantina di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Kamis (2/12/2021). Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tri Susilarjo mengatakan, ekspor daun talas kali ini sebanyak 3,3 ton.

Ekspedisi Mudik 2024

“Ini 3,3 ton ke Australia. Per kilogramnya harganya 2 dolar AS,” kata Tri, seperti dikutip dari Jatengprov.go.id, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Daun Talas asal Jateng Diminati Pasar Luar Negeri, Ini Manfaatnya

Sayangnya menurut Tri, masyarakat belum banyak yang mengetahui kandungan daun talas beneng yang potensinya menjanjikan. Dihimpun dari situs ipb.ac.id, talas beneng memiliki kandungan gizi yang baik untuk penderita diabetes serta hipertensi.

Selain itu tumbuhan ini juga berkhasiat memperbaiki penglihatan, meningkatkan fungsi kognitif, memperbaiki kesehatan kulit, meningkatkan sistem imun, anti kanker dan dapat membantu menurunkan berat badan.

Baca juga: Nikmatnya Menjajal Buntil Bungkus Daun Talas di Magelang

Prof Ahmad Sulaeman, Guru Besar IPB, mengatakan, sumber pangan ini menjadi komoditas ekspor yang menjanjikan karena ukurannya besar, potensi produksi tinggi, serta tahan hama dan penyakit. Selain itu, tanaman ini juga tidak terlalu membutuhkan perawatan.

Prof Ahmad juga menyarankan adanya standar nasional tepung talas Beneng (Taroben Flour). Tepung ini dapat digunakan sebagai pengganti atau subtitusi tepung terigu dengan keunggulannya yakni bebas gluten, tinggi serat, protein sebanding dengan terigu, indeks glikemik rendah, serbaguna dan mudah ditambahkan dalam diet sehari-hari.

Baca juga: Lahan Menipis, Produksi Pertanian Jateng Justru Naik, Ini Pemicunya…

Sementara itu dikutip dari Bisnis.com, daun talas beneng dapat dimanfaatkan sebagai campuran obat herbal, kompos, serta tembakau di sejumlah negara. Hal ini membuat peluang ekspor tanaman ini terbuka lebar.

Melihat potensi tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dia berharap masyarakat bisa memanfaatkan lahan tidur untuk menanam sumber daya nabati ini. Sampai saat ini Pemprov jateng terus berupaya agar ekspor daun talas ini tetap berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya