SOLOPOS.COM - Camat Sidoharjo, Wonogiri, Sarosa (kanan), dan Kepala Desa Sembukan, Sidoharjo, menunjukan piagam penghargaan atas keberhasilan penanganan stunting di Kapubaten Wonogiri, halaman Pendopo Rumah Bupati Wonogiri, Selasa (9/8/2022). (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Wonogiri menerima penghargaan percepatan penanganan stunting (tengkes) di Kabupaten Wonogiri. Penghargaan itu diberikan karena Kecamatan Sidoharjo berhasil menurunkan kasus stunting secara signifikan.

Camat Sidoharjo, Sarosa, mengatakan penanganan stunting di Kecamatan Sidoharjo dilakukan dengan cara kerja sama antarsektor. Pemerintah kecamatan, desa, dan puskesmas kecamatan saling berkoordinasi sehingga terjadi satu pemahaman soal penanganan stunting.Masing-masing desa harus mengalokasikan anggaran yang diambil dari dana desa.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Total anggaran penanganan stunting sekitar Rp500 juta dari 12 desa yang ada di Kecamatan Sidoharjo. Anggaran itu digunakan untuk sosialisasi, pemberian vitamin dan asupan lain yang bergizi, serta kegiatan-kegiatan Posyandu untuk mencegah stunting,” kata Sarosa saat ditemui Solopos.com di Pendapa Rumah Bupati Wonogiri, Selasa (9/8/2022).

Dia menjelaskan, semula ditemukan sekitar 300-an anak yang masuk kategori stunting. Kini jumlah itu turun signifikan menjadi 90 anak.

Keberhasilan itu merupakan buah dari keterlibatan aktif warga. Mereka secara sadar turut mencegah stunting dengan rutin memantau tumbuh kembang anak ke posyandu. Selain itu, mereka juga berupaya memberikan asupan makanan yang bergizi kepada anak.

Baca Juga: Sebaran Kasus Terpetakan, Wonogiri Optimistis Menuju Zero Stunting

“Kesadaran itu muncul karena kami terus berkoordinasi dengan kepala desa atau lurah serta puskesmas untuk terus mengedukasi warga tentang stunting ini. Kami langsung terjun ke lapangan memberikan pemahaman kepada warga, kader posyandu, yang didampingi bidan desa,” ujar dia.

Para kader posyandu dilatih cara mengukur tinggi badan, lingkar kepala, lingkar tangan, berat badan yang benar. Para kader itu juga menjadi ujung tombak karena bertugas mengajarkan dan melayani secara langsung setiap warga yang berkaitan dengan stunting

Kepala Desa (Kades) Sembukan, Kecamatan Sidoharjo, Suradi, mengatakan kunci keberhasilan menurunkan kasus stunting adalah kerja sama antarlapis masyarakat. Mengesampingkan ego sektoral juga tak kalah penting.

“Begitu program ini dijalankan, kami langsung menggandeng semua unsur masyarakat, seperti RT/RW, pemuda, karang taruna, subkarang taruna, remaja masjid, dan ibu-ibu untuk sadar stunting. Kami selalu intervensi soal penanganan stunting pada setiap kegiatan. Bahkan saat ada pengajian pun tetap kami sampaikan soal pencegahan dan penanganan stunting,” jelas dia.

Baca Juga: Dilantik, Papdesi Wonogiri Diharapkan Turut Entaskan Kemiskinan

Dengan begitu, lanjut dia, pola pikir masyarakat tentang stunting akan terbentuk. Mereka akan sadar dan paham melakukan pencegahan dan penanganan stunting. Pemerintah desa berupaya agar program ini bukan hanya milik pemerintah tetapi juga milik masyarakat desa. 

“Respons masyarakat sangat baik. Mereka merasa handarbeni dengan program ini. Di desa kami, awalnya ada 30 anak yang masuk kategori stunting, sekarang tinggal 12 anak. Nah ini menjadi tugas kami agar pada 2024 bisa zero stunting,” tambah Suradi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya