SOLOPOS.COM - Saluran irigasi buatan pemerintah Hindia Belanda di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri, yang juga berfungsi sebagai jembatan alternatif. (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI — Saluran irigasi kuno yang dibangun sejak masa Hindia Belanda di Dusun Sambeng, Desa Kulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kini masih berdiri kokoh. Bukan hanya berfungsi mengairi lahan pertanian, bangunan itu juga dimanfaatkan warga sebagai jembatan.

Dalam pantauan Solopos.com, Selasa (22/3/2022), sejumlah warga tampak berjalan kaki melintasi saluran air tersebut. Bangunan buatan pemerintah Hindia Belanda itu masih berdiri kokoh sampai saat ini dan masih dilintasi sepeda motor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Kaum Boro Wonogiri Lega Diperbolehkan Mudik, Tapi…

Ekspedisi Mudik 2024

Lokasi

Kepala Dusun (Kadus) Sambeng, Dwi Sunanto mengatakan, saluran sekaligus jembatan itu digunakan sebagian warga antara Dusun Sambeng dan Dusun Tukluk menjadi jalan alternatif penghubung. Menurut Dwi, saluran irigasi yang tak diketahui dibangun sejak tahun berapa itu berfungsi sebagai jalan karena letaknya dekat dengan Pasar Sulingi.

“Karena letaknya dekat dengan pasar, jadi sebagian besar masyarakat Dusun Sambeng kalau mau ke Pasar Sulingi melewati jembatan itu,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (22/3/2022).

Meski multifungsi, jembatan irigasi Belanda di Wonogiri itu tetap berfungsi seperti awal pembuatannya, yakni mengalirkan air ke sejumlah lahan pertanian milik warga Dusun Sambeng yang luasnya lebih dari tiga hektare.

“Jadi semisal saluran irigasinya rusak, maka akan mengganggu usaha pertanian warga. Walaupun sejauh ini saluran airnya enggak pernah rusak,” ucapnya.

Baca juga: Sejak Kapan Tari Kethek Ogleng Wonogiri Mulai Dikenal?

Ia menambahkan, aliran air yang mengairi pertanian sebagian besar warga Dusun Sambeng itu salah satunya bersumber dari Sungai Wiroko. Seperti diketahui, Sungai Wiroko dikenal lama sebagai sungai yang menyebabkan banjir karena pengaruh sedimentasi. Akan tetapi menurut Dwi, sedimentasi Sungai Wiroko diakuinya tak berdampak banyak mengganggu pertanian warga.

“Sedimentasi di Sungai Wiroko sebenarnya tidak begitu berdampak ke saluran irigasi. Hanya saja saluran irigasinya yang jadi menyempit. Sehingga kadang-kadang warga harus gotong royong mengeruk tanah sedimen di saluran irigasinya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya