SOLOPOS.COM - Prabowo bersama Fadli Zon (kiri) dan Hary Tanoesoedibjo (kanan) hadir dalam penobatan Pemenang Indonesian Idol 2014 (Youtube)

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, belum berhenti menyerang rival politiknya, Joko Widodo (Jokowi). Fadli berupaya menjelaskan kata-katanya yang menyebut “PAD Solo turun” saat dihadirkan di Mata Najwa Metro TV, Rabu (28/5/2014) malam.

Melalui akun @fadlizon, Sabtu (31/5/2014) sore, Fadli Zon menyebut Jokowi gagal memaksimalkan potensi daerah selama menjadi Wali Kota Solo. Kultwit yang terdiri atas 29 poin itu menyerang Jokowi soal pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Ternyata byk sekali kekacauan pengelolaan anggaran di Solo sejak 2005 dst. Hal ini bisa dilihat dr Laporan Hasil Pemeriksaan BPK,” tulisnya.

Fadli menyorot rasio PAD Solo yang terus turun di masa pemerintahan Jokowi. Sebagai catatan, PAD Solo terus naik dari selama kurun waktu 2005-2012. Namun karena banyaknya bantuan yang mengalir dari pusat, rasio PAD terhadap total penerimaan daerah menjadi turun meskipun PAD naik.

Dalam pandangan Fadli, hal ini dianggap sebagai kegagalan. “Pd 2005 Rasio PAD/APBD 18 persen lalu turun thn berikutnya jd 15 peersen (2006); 15 (2007); 14 (2008); 14 (2009); 13 (2010). Turun.” tulisnya.

Jokowi dituding lebih banyak mengandalkan bantuan pemerintah pusat untuk menutup defisit APBD dan menyimpulkan mantan Wali Kota Solo itu gagal memaksimalkan potensi daerah.

“Walikota Surakarta @jokowi_do2 gagal maksimalkan potensi yg ada di Surakarta, terkonfirmasi Rasio PAD turun saat growth naik. Artinya, @jokowi_do2 sbg walikota mengandalkan uluran tangan pemerintah pusat n provinsi utk menutup defisit APBD yg makin besar.”

Dengan dasar ini, Fadli meramal Jokowi mengandalkan utang sebagai penerimaan dalam APBN. “Tipe kepala daerah spt ini jika diproyeksikan ke Presiden akan mengandalkan UTANG NEGARA termasuk UTANG Luar Negeri.

Sebelumnya, Fadli Zon dalam program Mata Najwa di Metro TV menyinggung soal PAD Kota Solo. “PAD di Solo itu turun selama jokowi memimpin,” katanya saat beradu argumen dengan Maruarar Sirait saat itu.

Hal itu menjadi perbincangan di sebuah media sosial. Banyak orang yang mengkritik pernyataan Fadli Zon tanpa disertai data. “BERDEBAT TANPA DATA AKURAT [FADLI ZON & A. YANI],” sebut sebuah akun di Kaskus, Jumat (30/5/2014) malam.

Fadli pun merevisi pernyataannya itu. Di kultwitnya, dia mengganti kata “PAD” dengan “rasio PAD”. “Dlm debat @MataNajwa sy sebut PAD menurun maksudnya Rasio PAD. Hanya dlm debat kita tak bisa detail,” kilahnya.

Bersambung ke Bagian 2

Berikut kultwit lengkap @fadlizon:

Ternyata byk sekali kekacauan pengelolaan anggaran di Solo sejak 2005 dst. Hal ini bisa dilihat dr Laporan Hasil Pemeriksaan BPK.
1. Sy akan kultwit soal Rasio PAD thd total pendapatan yg menurun di Pemkot Surakarta 2005-2012. Ini yg sy maksud menurun.
2. Dlm debat @MataNajwa sy sebut PAD menurun maksudnya Rasio PAD. Hanya dlm debat kita tak bisa detail.
3. PAD atau Penerimaan Asli Daerah jd indicator kemandirian n kapasitas fiskal daerah. Menunjukkan sejauh mana jg roda ekonomi jalan.
4. Makin tinggi Rasio PAD/APBD berarti makin tinggi keberhasilan program ekonomi yg dijalankan pemimpinnya. Nah kita lihat data
5. Pd 2005 Rasio PAD/APBD 18 persen lalu turun thn berikutnya jd 15 peersen (2006); 15 (2007); 14 (2008); 14 (2009); 13 (2010). Turun.
6. Baru ada kenaikan Rasio PAD/APBD lagi thn 2011 (18); 2012 (19). Setelah 6 thn baru ada kenaikan sama spt ketika baru menjabat.
7. Rasio 18 persen (2005) hasil walikota sebelumnya Slamet Suryanto. Kinerja @jokowi_do2 baru kelihatan pd 2006. N Rasio PAD turun tajam.
8. Penurunan Rasio PAD ini di luar kelaziman, umumnya, Rasio PAD Naik seiring naiknya PDB. 2005 saat Rasio 18 psn, growth Surakarta 5,15 psn
9. Rasio PADnya justru berbalik menurun 300 basis poin menjadi 15 persen. Penurunan ini terus berlanjut smp tahun2 berikutnya.
10. Secara akumulatif penurunan Rasio PAD 2005-2010 atau 5 thn pertama @jokowi_do2 tercatat 500 basis poin.
11. Sementara PAD/APBD turun tajam, growth naik.
12. Mmg pd 2011 n 2012 Rasio PAD/APBD Surakarta naik menjadi 18 n 19. Tp Klu dicermati bukan krn berhasilnya program ekonomi @jokowi_do2 .
13. Kenaikan Rasio PAD 2011-2012 krn berkah keputusan pemerintah pusat yg mendaerahkan BPHTB n PBB.
14. BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) n PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) yg didesentralisasi jd penambah pendapatan Surakarta.
15. Artinya, lompatan Rasio PAD/APBD pd 2011 n 2012 justru menunjukkan tingginya ketergantungan APBD Surakarta thd Dana transfer dr pusat.
16. Ketergantungan transfer dr pusat n provinsi jd penyebab naiknya Rasio PAD/APBD.
17. Kenaikan ini memperlihatkan justru @jokowi_do2 tak mampu menggali potensi penerimaan di daerah Surakarta.
18. Walikota Surakarta @jokowi_do2 gagal maksimalkan potensi yg ada di Surakarta, terkonfirmasi Rasio PAD turun saat growth naik.
19. Kapasitas fiskal n kemandirian anggaran kota Surakarta justru turun di era walikota @jokowi_do2 .
20. Artinya, berkurang kesempatan rakyat Surakarta utk mendpt akses n manfaat ekonomi dr kepemimpinan @jokowi_do2 .
21. Penurunan Rasio PAD thd APBD artinya @jokowi_do2 tak mampu optimalkan kerja Dinas Pendapatan utk ekstensifikasi n intensifikasi pajak
22. Dan retribusi daerah. Juga kurang pengawasan thd kebocoran pajak n retribusi daerah.
23. Artinya, @jokowi_do2 sbg walikota mengandalkan uluran tangan pemerintah pusat n provinsi utk menutup defisit APBD yg makin besar.
24. Tipe kepala daerah spt ini jika diproyeksikan ke Presiden akan mengandalkan UTANG NEGARA termasuk UTANG Luar Negeri.
25. Bagaimana ekonomi bisa berdikari klu nanti andalkan Utang Luar Negeri, sbgmana uluran pusat thd keuangan di Surakarta.
26. Soal Rasio PAD thd APBD ini adlh Hasil analisis Laporan Keuangan Pemkot Surakarta 2005-2012 oleh BPK (audited).
27. Jadi demikian sedikit info soal Rasio PAD/APBD selama @jokowi_do2 jd walikota Surakarta.
28. Bagi yg ngerti ekonomi, prestasi @jokowi_do2 ternyata biasa2 aja malah agak payah di Surakarta.
29. Mari diskusi dg data. Utk para panasbung, sila ditelan, kalau tak sanggup analisa dimuntahkan sj spt biasa. Hehehe. Selamat sore.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya