SOLOPOS.COM - Capres Poros Politik PDI Perjuangan Joko Widodo (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO – Pidato Capres saat Deklarasi Pemilu Damai, Selasa (4/6/2014) malam masih jadi perbincangan hangat. Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali meminta Jokowi harus dikembalikan “seperti semula”. Effendi menilai ada sesuatu yang hilang dari Jokowi saat pidato singkatnya dalam Deklarasi Pemilu Damai, Selasa (3/6/2014).

Effendi menilai pidato Jokowi kalah telak dibanding pesaingnya Prabowo Subianto dalam Deklarasi Kampanye Damai yang diselenggarakan KPU. Effendi bahkan menyebut pidato Megawati Soekarno Putri masih terdengar lebih baik meskipun sering memunculkan komentar sinis. (Baca Juga: Ini Penilaian Pengamat Soal Pidato Jokowi)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kembalikan Jokowi yang asli tadi tapi pakai teks,” kata pengajar program pascasarjana ilmu komunikasi UI ini di TVOne, Selasa (3/6/2014).

Sarjana bidang Komunikasi UI ini mengatakan Jokowi biasanya dikenal sebagai sosok yang lebih cair dan santai. Dalam pidato Selasa malam tidak terlihat karakter Jokowi yang asli.

“Saya memberi nilai kepada Prabowo 90, sementara untuk Jokowi saya beri nilai 70.  2-1 Untuk Prabowo. Saya melihat Jokowi terlihat tegang, bahkan di bagian ending sangat mengejutkan, tiba-tiba terima kasih. Ini tidak terlihat seperti Pak Jokowi yang biasanya,” sebutnya.

Meski menilai Jokowi kalah telak, Effendi menyebut jika masyarakat menilai pidato tidak penting maka dinikmati saja. “Kalau pidato tidak penting, nikmati saja. Tapi dilihat dampaknya besok bagaimana penilaian masyarakat,” ungkapnya.

Pidato Jokowi diawali dengan salam dan doa pembuka. Berbeda dengan Prabowo yang menyebut nama Jokowi dan Jusuf Kalla (JK), Jokowi tak sedikitpun menyebut nama Prabowo, capres nomor urut 1.

Hal ini yang dinilai pengamat jadi titik lemah Jokowi. Malam itu, Jokowi memang terlihat tegang. Laporan Detik, Jokowi tampak kikuk berada di antara calon-calon pemimpin lainnya. Seusai pembacaan deklarasi damai, kedua pasangan diminta untuk menandatangani prasasti deklarasi damai di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2014).

Sambil menunggu disiapkannya prasasti, Prabowo-Hatta dan Jusuf Kalla mengobrol santai. Jokowi yang ada di antara Prabowo dan JK tak ikut dalam perbincangan. Dia terlihat kaku, berdiri dalam posisi siap, tak ada senyum di wajahnya.

Saat penandatanganan prasasti, Jokowi masih tampak tak rileks. Prabowo tampak lebih banyak mengambil inisiatif mengajak tanda tangan berbarengan dan berkomunikasi dengan panitia. Setelah Prabowo-Jokowi, giliaran Hatta-JK yang tanda tangan. Keduanya tampak rileks.

Usai tanda tangan, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK kembali berdiri membentuk shaf. Jokowi yang mengenakan kemeja motif kotak-kotak, berbeda dengan tiga tokoh lainnya yang mengenakan kemeja putih masih tampak tak santai. Pose berdirinya kaku.

Saat giliran mengangkat tangan sebagai simbol deklarasi telah selesai, Prabowo mengambil inisiatif duluan menggandeng tangan Jokowi untuk mengangkat tangannya. Tangan Jokowi tampak kaku bergerak mengikuti tangan Prabowo. Pose Jokowi masih kaku.

Turun dari panggung, Jokowi yang duduk di sebelah Prabowo tampak melepas kekakuannya. Dia minum dari segelas air yang tersedia, menunggu kesempatan untuk menyampaikan pidato politik. Jokowi akan berpidato setelah Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya