SOLOPOS.COM - Calon presiden terpilih dalam Pilpres 2014 Joko Widodo (kedua kanan), dengan didampingi Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi, menyapa sejumlah pengusaha saat menghadiri Peluncuran Buku Roadmap Perekonomian Apindo di Jakarta, Kamis (18/9/2014). (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia Police Watch (IPW) meminta pemerintahan Jokowi-JK untuk memperkuat kinerja intelijen guna meningkatkan stabilitas keamanan nasional. Ketua Presiden IPW Neta S. Pane menilai kinerja intelijen Tanah Air cenderung kedodoran.

Hal itu terlihat dari kian maraknya kasus seperti terorisme, narkoba, hingga soal senjata api ilegal yang terjadi. Selain itu, Jokowi dinilai juga perlu memerhatikan kinerja intelijen guna mengamankan kelangsungan kepemimpinannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sebagai pemerintahan sipil, jika tidak memperkuat kinerja intelijennya, nasib Jokowi bisa seperti Presiden Gus Dur. Istananya dikepung massa hingga kemudian dipaksa mundur dari kekuasaannya setelah konflik dengan elit politik di parlemen,” kata Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Kamis (25/9/2014).

Lebih lanjut dia menjelaskan, kalangan intelijen yang berada dalam lingkungan Jokowi saat ini adalah kalangan “intelijen selebritas” yang tidak memiliki akar yang kuat. Hal tersebut dipandang sebagai suatu kelemahan karena Indonesia tengah dan akan terus dihadapkan pada masalah-masalah yang perlu dicermati dan disikapi dengan strategi intelijen.

“Jokowi perlu memperkuat kinerja intelijen kepolisian, militer, maupun intelijen sipil,” papar Neta S Pane. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Jokowi merombak jajaran intelijen kepolisian, militer, dan sipil setelah dilantik menjadi presiden.

Dengan demikian, ujar Neta, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dapat terjaga dan meluasnya peredaran narkoba maupun senjata api ilegal bisa ditekan. Selain itu, manuver pejabat yang korup, mafia hukum, mafia proyek, mafia migas, dan mafia lainnya bisa dideteksi lebih dini, sehingga dapat segera dilakukan penanganan.

Juga, sambung Neta, manuver pihak-pihak tertentu yang memainkan massa untuk kepentingan kelompoknya bisa dikendalikan dengan strategi intelijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya